BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi tahun 1997 yang menghantam hampir semua
sektor usaha di Indonesia menyebabkan semakin sempitnya lapangan kerja
tersedia.Akibatnya, setiap tahun jumlah pengangguran semakin meningkat.Hal ini
di perparah dengan pola pikir para lulusan perguruan tinggi yang oleh Max
Gunther disebut “sanglaritis”, yaitu bermental buruh atau ingin selalu menjadi
pegawai, baik pegawai negri atau pegawai swasta. Untuk mengatasa hal itu, maka
pola pikir yang suda tertanan kuat tersebut harus di ubah, yaitu dari orang
gajian (karyawan) menjadi pemberi gaji ( pemilik usaha ).
Setelah lebih 10
tahun Indonesia berjuang keluar dari jurang krisis, kini Indonesia mulai
berbenah, pengusaha- pengusaha muda bermunculan mereka yang kni menjadi
pengusaha sukses adalah mereka yang dahulunya pewirausaha yang jatuh bangun di
zaman krisis moneter.
Namun sekarang setelah 10 tahun Seringkli kita kagum
menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha. Kadang-kadang kita tidak tahu proses
keberhasilan pengusaha tersebut, namun, jika kita telaah lebi jauh lika liku
sebelum sukses menjadi pengusaha banyak cerita suka duka di balik kesuksesannya
tersebut. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih
tatih.Bahkan, sering kali pengusaha tersebut mengalami kerugian dan nyaris
bangkrut.Namun, karena keberanian kesabaran ketekunan dan kepandaiannya
mengelolah usaha dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun, akhirnya berhasil.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana dan strategi memulai usaha
2.
Bidang usaha yang ingin di dirikan
3.
Apa faktor kegagalan dan keberhasilan usaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi memulai
atau merintis usaha
Para pemula umumnya mengeluh ketika akan mamulai
berwirausaha, yakni mengeluh harus mulai dari mana ?keluuhan itu
misalanya:”waduh modalnya dari mana ? harus berjualan apalagi, tetangga kri
kana suda buka usaha. Wah, pesainggnya banyak sekali!”. “ saya kan belum punya
pengalaman “. Ke khwatiran itu masih di tambah lagi “ jangan-jangan tidak laku,
jangan-jangan rugi” atau kekhwatiran-kekhawatiran lain yang mengarah pada
“ketakuatan” untuk menanggung “risiko” memulai berwirausaha. Al-Quran menggambarkan
bahwa sebagian sifat buruk manusia itu suka berkeluh kesah lagi kikir. Ketika
di timpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Ketika mendapat kebaikan atau kenikmatan
Ia kikir
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًاO إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا O وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا O
Artinya : “sesungguhnya manusia diciptakan bersifat berkeluh
kesah lagi kikir. Apabilah ia di timpa kesusahan ia berkelu kesah lagi
kikir,dan apabilah ia mendapat kebaikan ia kikir.
Keluhan-keluhan tentang bagaimana sulitnya memulai
berwirausaha sebagaimana digambarkan di atas itu manusiawi, tetapi menjadi
tidak produktif, jika hanya berhenti pada sebatas khawatir akan baying-bayang
yang menakutkan itu. Lalu bagaimana cara mengatasinya?.
Menurut Martini Husain dalam realitas kehidupan usaha,
paling tidak mendapat tiga hambatan utama bagi wirausahawan pemula, yaitu:
1.
How to start the business (memulai usaha). Pada tahap ini, umunya calon wirausahawan
di himnggapi demam keraguan atau ketakutan akan suatu kegagalan sebelum memulai
sesuatu. Ia masih ragu dalam hal hitung-menghitung resiko dan studi kelayakan
usaha sampai ia sampai ia memutuskan untuk memulainya.
2.
How to set competitive positioning, yaitu kesulitan mengposisikan diri dalam persaingan pasar
agar usahanya tidak mati sebelum sempat berkembang.
3.
How to maintain sustainabikity the business. Bagaiman pebismis tetap memelihara usahanya secara
kontinu. Pada tahap ini wirausahawan harus waspada dari sifat arogan seiring
dengan keberhasilan usahanya. Agar dapat bertahan lama.[1]
Dari hasil penelitian di lapangan tErdapat beragam cara dan
sebab untuk memulai usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk memulai
merintis usahanya , yaitu:
1.
Faktor keluarga pengusaha;
2.
Sengaja terjun jadi pengusaha;
3.
Kerja sampingan;
4.
Coba-coba;
5.
Terpaksa.
Pengusaha yang memulai usahanya karena faktor keluarga cukup
banyak ditemui.artinya sesorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah
memiliki usaha sebelumnya. Orang atau saudara pengusaha tersebut menganjurkan
keluarga yang lainnya untuk membuka usaha sendiri. Keluarga sengaja mengkader
anggota keluarga lain untuk meneruskan usaha atau membuka cabang atau usaha
baru. Dengan demikian, mulai dari modal, suplai bahan-bahan, sampai manajemen
sang pengusaha pemula tinggal mengikuti yang suda ada. Kesuksesan usaha seperti
ini cukup banyak terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
Sengaja terjun menjadi pengusaha, artinya seorang dengan
sengaja mendirikan usaha. Biasanya mereka belajar dari kesuksesan orang lain.
Mereka mengikuti contoh dari pengusaha yang ada dengan mencari modal atau
bermitra dengan orang lain. Model ini biasanya dilakukan oleh mereka yang
berstatus pegawai, namun memiliki naluri bisnis.Tidak sedikit model seperti ini
mencapai kesuksesan. Kesuksesn dan kegagalan orang lain menjadi tuntunan dan
pedoman pengusaha ini dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Faktor berikutnya adalah melakukan usaha dengan tidak di
sengaja, biasanya dilakukan secara iseng.Ini sering disebut sebagai usaha
sampingan untuk tambahan kegiatan.Usaha ini biasanya dilakuna oleh mereka yang
mencoba menjual atau memproduksi skala kecil untuk mengisi waktu luang.Akan
tetapi, usaha ini ternyata terus meningkat. Meningkatnya pesanan atau
permintaan ini terus pula di respon oleh pemilik dengan menambah modal dan
kapasitas produksinya,.Maka, kegiatan yang semula dilakukan hanya untuk mengisi
waktu senggang menjadi kegiatan yang memberikan hasil yang luar biasa.
Memulai usaha dengan cara coba-coba juga cukup banyak dilakukan
dan juga menuai kesuksesan. Usaha in biasanya dilakukan oleh mereka yang belum
memiliki pengalaman, mereka yang kesulitan mencari pekerjaan atau mereka yang
baru saja terkena pemutusan hubungan kerja.Namun demikian tidak sedikit usaha
yang diawali dengan coba-ccoba ini yang mencapai kesuksesan.
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak wirausaha yang berhasil
karena keterpaksaan yaitu karena tuntutan ekonomi yang kemudian memaksakan diri
untuk bagaimana caranya agar tidak hidup melarat. Na dari kata inilah orang
yang terpaksa berwira usaha kemudian berhasil atau sukses dalam berwira usaha.
Memulai Wirausaha
Kecil
Suatu pepatah tuah
cina mengatakan bahwa perjalanan ribuan mil di mulai dengan satu
langkah.Pepatah itu juga di terapkan dalam bisnis yang baru.Langkah pertama
adalah komitmen seseorang untuk menjadi pewirausaha. Berikutnya adalah memilih
jasa atau barang yang ingin ditawarkan suatu proses yang berarti meneliti
industry atau pasar yang dipilih seseorang dalam membuat pilihan itu, pada
calon wirausahawan juga perlu menilai tidak hanya tren industri tetapi juga
keahlian mereka sendiri.
a.
Memulai bisnis yang
sudah ada
Setelah memilih suatu produk dan yakin bahwa pilihan tersebut
cocok dengan keahlian dan minatnya, seorang wirausahawan harus memutuskan
apakah akan membeli suatu bisnis yang sudah ada atau memulai dari awal.
Beberapa orang mencari kepuasan yang datang dari menanam
gagasan,memeliharanya, dan membuatnya tumbuh menjadi bisnis yang kokoh dan
kuat. Ada juga alasan-alasan praktis untuk memulai suatu bisnis dari awal.Bisnis
baru tidak menanggung nilai buruk dari kesalahan yang dibuat oleh pemilik
sebelumnya. Pemilik baru juga bebas memilih pihak yang meminjamkan uang,
peralatan, dan inventor!, lokasi, para pemasok, dan para pekerja tidak terikat
oleh komitmen dan kebijakan orang sebelumnya. Dari semua bisnis baru yang
dimulai dari decade belakangan ini, 64 % dumulai dari awal.Garden.com termasuk
didalamnya.
Resiko memulai bisnis dari bawah lebi besar dari pada
membeli bisnis yang sudah ada.Pendiri bisnis-bisnis baru hanya dapat membuat
pekiraan dan proyeksi mengenai prospek mereka. Keberhasilan dan kegagalan
karnanya akan sangat bergantung pada pengetuahuan mengidentifikasi peluang asli
suatu bisnis suatu produk yang akan dibayar dengan senang hati oleh para
pelanggan tetapi saat ini tidak tersedia untuk mereka. Untuk menemukan
peluangnya, para wirausahawan harus meneliti pasar mereka dan menjawab
pertanyaan berikut :
·
Siapakah pelanggan
saya ?
·
Pada harga
berapakah mereka akan membelih produk saya ?
·
Dalan jumlah
berapakah mereka akan membeli ?
·
Siapa saja pesaing
saya ?
·
Bagaimana produk
akan dibedakan ?
Mencari jawaban
pertanyaan-pertanyaan itu merupakan tugas yang sulit bahkan untuk perusahaan
yang besar dan sudah kuat. Kalau begitu dimana pengusaha kecil mendapatkan informasi
yang diperlukannya ?sumber-sumber bantuan lain akan didiskusikan nanti dalam
bab ini tetapi penulis akan menggambarkan tiga sumber yang paling umum:
1.
Cara terbaik untuk
nedapatkan pengetahuan mengenai suatu pasar adalah dengan bekerja didalamnya
sebelum masuk ke bsinis tersebut. Contohnya, bila anda bekerja di suatu took
buku dan sekarang berencana membuka toko buku anda sendiri, anda mungkin suda
mempunyai ide tentang mengenai macam-macam buku yang banyak diminta dan dibeli.
2.
Pemindaian
(scanning) sekilas di yello pages atau mencari di internet akan memperlihatkan
banyak pesaing potensial, seperti juga iklan iklan di jurnal perdagangan.
Kunjungan pribadi ke tempat-tempat itu
dan situs-situs web dapat memberi masukan mengenai kekuatan dari kelemahan
mereka.
3.
Mempelajari majalah
dan buku yang di targetkan khusus bagi bisnis-bisnis kecil juga dapat membantu,
yang juga membantu adalah mempekerjakan orang-orang professional untuk meneliti
pasar bagi anda.
b.
Membiayai bisnis
kecil
Walaupun
pilihan cara memulai bisnis jelaslah penting, pilihan itu tidak akan berarti
jika seorang pemilik bisnis kecil tidak tidak memperoleh dana untuk memulainya.
Termasuk di antara suber-sumber pendanaan umum adalah keluarga dan teman,
tabungan pribadi , bank dan institusi peminjaman lainnya, para penanam modal,
dan badan-badan pemerintahan, institusi peminjaman lebi memilih lebih membantu
pendanaan dalam pembelian bisnis baru karena resiko-resiko perusahaan yang suda
lebi dapat dipahami. Orang-orang yang memulai bisnis yang baru harus lebi
mengandalkan sumber daya keungan pribadi mereka.[2]
B.
Bidang usaha yang ingin di dirikan
Memulai bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang
klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang
urung memulai bisnis. Semestinya memulai bisnis tidak menjadi salah satu sumber
ketakutan baik baik setiap orang.[3]
Untuk membangun suatu usaha yang ingin kita ingin dirikan tentu kita ingin
menghasilkan penghasilan yang menguntungkan. Tidak secara sembro no kita membuat
suatu bidang usaha tampa ada pematangan dalam hal berwirausaha. Untuk itu
sebelum membuat suatu bidang usaha maka ada 9 aspek yang perlu kita lakukan
atau kita penuhi,yaitu antara lain sebagai berikut:
1.
Memahami konsep
produk atau jasa secara baik
2.
Membuat visi dan
misi suatu produk
3.
Perlunya winning,
positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
4.
Membuat perencanaan
dan strategi bisnisyang efektif dan akan menghindari usaha dari pada resiko
bisnis dan keuangan
5.
Pengetahuan dasar
menejeman, organisasi dan system akan menghindari usaha dari pada risiko
menejemen
6.
Optimalisasi sumber
daya manusia maka 50 % usaha anda sudah berhasil
7.
Mengapa
kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting?
8.
Pengetahuan dasar
pengolaan keuangan dan pembiayaan
9.
Pemasaran,
pelayanan dan produk brand
Menjalan usaha adalah hal yang
menantang, kreatif dan fleksibel bsgi diri sendiri. Di samping mendapatkan
penghasilan , juga menciptakan cara hidup baru dalam kehidupan. Menjadi
pengusaha memerlukan tinjauan ke depan, kegigihan, dan keberanian.
Untuk itu kewirausahaan
memerlukan karakter tertentu yang mungkin berbeda dengan karakter pekerjaan
lain. Menurut beberapa study terdapat beberapa karakter tertentu yang dimiliki
pengusaha, yaitu memiliki kepercayaan diri, memiliki keyakinan pada masa depan
usaha anda, focus pada kekuatan anda, memiliki keterampilan mengenali peluang,
menjadi pengambil keputusan dan menjadi seorang pemimpin.
C.
Faktor kegagalan dan keberhasilan usaha
Ada empat faktor
umum yang mempengaruhi kegagalan suatu usaha: [4]
1.
Manajerial yang tidak kompeten atau tidak berpengalaman
2.
Kurang memberi perhatian
3.
System kontrol yang lemah
4.
Kurangnya modal
Serupa dengan kegagalan, ada empat factor dasar yang
mencirikan dan menjelaskan keberhasilan bisnis kecil:
1.
Kerja keras, dorongan dan dedikasi
2.
Permintaan pasar akan produk atau layanan jasa yang
disediakan.
Analisa yang cermat terhadap kondisi pasti dapat membantu
para pemilik bisnis kecil melihat kembali kemungkinan penerimaan produk mereka
di pasar.
3.
Komitmen terhadap perusahaan artinya lebih dari
sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai usahanya dan
kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan
perusahaan demi pencapaian tujuan.[5]
4.
Manajerial kompeten, para pemilik bisnis kecil yang berhasil
mungkin menjadi kompeten melalui pelatihan atau pengalaman atau melalui
penggunaan keahlian orang lain. Hanay
sedikit wirausahawan berhasil yang dapat sukses sendiri atau secara langsung
setelah keluar dari sekolahnya. Sebagian besar bekerja dulu di perusahaan besar
atau bersekutu dengan teman-teman lain agar dapat memiliki lebih banyak
keahlian dalam suatu bisnis baru.
5.
Keberuntungan, keberuntunagn juga memainkan peran
pentingdalam keberhasilan beberapa perusahaan.
6.
Fokus dalam bidang usaha
Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu
yang sedang ditekuni.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan
merujuk pada pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
·
Ada lima sebab atau cara seseorang untuk memulai merintis
usahanya , yaitu:
1.
Faktor keluarga pengusaha;
2.
Sengaja terjun jadi pengusaha;
3.
Kerja sampingan;
4.
Coba-coba;
5.
Terpaksa.
·
Seorang wirausaha harus memiliki etos kerja dan mampu
merintis usaha yang baik, tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan dan
masalah, memiliki semangat yang tinggiuntuk meraih dan mencapai tujuan dan
memiliki komitmen yang tinggi terhadap usaha yang digelutinya.
B.
Kritik dan Saran
Karena adanya keterbatasan
pemahaman dan pengetahuan tentunya masih banyak kekurangan didalam pembuatan
makalah ini, baik dari susunan kata, kalimat dan refrensi maka dari itu pemakalah
sangat mengharapkan kritik dan saran dari segenap pambaca maupun pendengar
khususnya kepada teman-teman terutama dari Dosen pembimbing, agar makalah
selanjutnya dapat lebih sempurna dari yang ada sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ali. Seni Menjual. Yogyakarta;
Percetakan Andi. 2005.
Kasmir, kewirausahaan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009.
Suryana, Yuyus dan
Bayu, Kartib. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahaan Sukses.Cet
I; Jakarta; Prenada Media Group. 2010.
Yunus, Muhammad. Islam
dan kewirausahaan yang inovatif. Cet I; Malang; UIN Malang Press 2008.
Jamaluddin dan Muslimin,
pengantar kewirausahaan, Makassar: Alauddin Pres, 2010.
Husaini Martini, wirausaha
bisnis UKM usaha kecil menengah, (jakarta: salemba empat,2005.
[1] Martini Husaini, wirausaha bisnis UKM usaha
kecil menengah, (jakarta: salemba empat,2005)h.xiii
[2]Muslimin dan Jamaluddin, pengantar
kewirausahaan, (Makassar: Alauddin Pres, 2010)h. 234.
[3] Ibid, h. 8.
[5] Yuyus Suryana dan Kartib Bayu,Kewirausahaan
Pendekatan Karakteristik Wirausahaan Sukses,(Cet I; Jakarta; Prenada Media
Group 2010), h. 90-102.
[6]
Yunus, Muhammad. Islam dan kewirausahaan yang
inovatif. Cet I ( Malang; UIN Malang Press 2008).h. 164
Tidak ada komentar:
Posting Komentar