Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selasa, 15 Juli 2014

musnad abu ya'la

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang.
Sumber ajaran Islam yang utama adalah al-Qur‘an dan hadis atau al-Sunnah. Al-Qur`an merupakan sumber dasar Syari’at Islam yang tidak ada keraguan padanya, karena al-Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad dengan perantara Jibril, dan diriwayatkan secara mutawattir. Beberapa ayat dalam al-Qur’an menunjukkan dengan jelas bahwa ia adalah dasar dan sumber utama hukum dalam Islam.
Hadis tidak ditulis secara resmi pada saat al-Qur’an ditulis.Bahkan Nabi sendiri melarang sahabat untuk menulis hadis beliau.Meskipun ada beberapa catatan-catatan hadis pada masa Nabi, tetapi itu hanya dimiliki oleh beberapa orang sahabat dan dilakukan atas inisiatif mereka masing-masing.Keadaan demikian menjadikan hadis Nabi dalam perjalanan sejarah banyak mengalami pencemaran dan pemalsuan. Hadis-hadis Nabi saw. baru dikumpulkan dan ditulis secara resmi dan masa abad II H, masa pemerintahan Khal-ifah Umar bin Abd al-Aziz (w.101 H). Momentumnya adalah ketika khalifah ketujuh dari dinasti Umayyah ini mengeluarkan surat perintah resmi kepada para gubernur dan ulama hadis untuk melakukan penghimpunan (kodifikasi) terhadap hadis-hadis Nabi saw. Instruksi Khalifah tersebut dilaksanakan oleh seorang ulama besar Hijaz, Ibnu Syihab al-Zuhriy dan berhasil menyusun suatu kodifikasi hadis yang kemudian disebar ke daerah-daerah untuk dijadikan sebagai referensi.Pada masa selanjutnya, ulama-ulama giat melaksakan kegiatan serupa.Penghimpunan hadis marak dilakukan dan mencapai puncaknya pada abad III H. Pada masa ini banyak kitab-kitab hadis yang telah disusun oleh ulama.Bahkan juga telah muncul kodifikasi metodologis yang dipelopori oleh al-Bukhari (w.256 H) dan Muslim (w.261 H).
Di antara kumpulan kitab hadis yang masyhur ialah Musnad abu ya'la karya Imam abu ya'la al maushili>, seorang ahli hadis dan juga Imam Fiqih. Dalam hal ini pemakalah mencoba mengkaji kitab hadis Musnad abu ya'la al maushili beserta biografi penyusunnya, yaitu Ahmad bin Ali bin al-Mutsanni bin Yahya bin Isa al Maushili>

B.   Rumusan Masalah.
Dari deskripsi masalah di atas pemakalah dapat menarik beberapa masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini Yaitu:
1.      Bagaimana biografi abu ya'la al-maushili>?
2.      Bagaimana Biografi kitab Musnad abu ya'la al-maushili>?
3.      Bagaimana metodologi penyusunan kitab Musnad abu ya'la al-maushili>?















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Biografi abu ya'la> al-Maushili>
Abu Ya'la> al-maushili>ialah seorang ulama besar bernama lengkap Ahmad bin ‘Ali> al-Mus}anna> bin Yahya bin ‘Isa> bin Hala>li, memiliki gelar Abu> ya’la>, lahir pada 3 Syawal, tahun 210, hidup selama 97 tahun,lebi tua 5 tahun dari Imam Nasa>’i dan  wafat pada hari ke 14 dari jumadil u>la tahun 307 hijriyah.[1]
Tumbuh pada lingkungan perkotaan, pada masa kecilnya mulai melakukan kunjungan bersama bapaknya dan pamannya Muhammad bin Ahmad bin Abi al-Musanna> dan adapun yang di kunjunginya itu ialah merupakan pusat-pusat ilmu yaitu : mesir, hamza>n, abda>n, makkah, madi>nah, bagda>d, ku>fa, basrah, dan banyak lagi.
A.    Guru-gurunya
Abu Ya’la> bertemu langsung dengan para Kibaru ta>bi’in, dalam perjalanannya menuntut ilmu di kota-kota ilmu. Ia mendengarkan hadis dari :
1)      Ahmad bin Hatim al-Tawi>l,
2)      Ahmad bin jamil,
3)      Ibrahim bin al-Hajja>j al-Sa>mi>[2]
4)      Ahmad bin isa al-tastari>,
5)      Ishak bin mu>sa al-H>}atami
6)      Al-Hakim al-Ra>zi,
7)      Ahmad bin Ibrahim al-Mausili
8)      Ahmad bin Mani’
9)      Ahmad bin Muhammad bin Ayyub[3]
10)  Ishak bin Abi isra>il
11)  Ibrahim bin Muhammad
Dan masi banyak lagi guru beliau yang dijadikan tempat berguru.
B.     Murid-Muridnya
Adapun yang meriwayatkan hadis dari Abu Ya’la>ialah :
1)      Ahmad bin Suaib
2)      Abu Zakariyah Yazid bin Muhammad al-Azdi>
3)      Abu Ha>tim bin Hibban
4)      Abu Ali> al-Husain bin Muhammad al-Naisabu>ri>
5)      Hamzah bin Muhammad al-Kna>ni>
6)      Ahmad bin  Muhammad bin al-Sani>
7)      Abu Ahmad bin Hamda>n
8)      Abu Umar bin Hamda>n al-Khair
9)      Abu> al-Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad
10)  Tabrani>[4]
C.     Komentar Ulama
Adapun beberapa komentar ulama terhadap beliau :
Berkata Abdullah bin Mandah “sesungguhnya aku berkunjung kepadamu untukmengumpulkanorang-orang semasakuataskes\ikahanmu dan kesempurnaanmu”
Abu Ya’la al-Tamimi berkata: “dia adalah sosok yang jujur dan bijaksana sebagaimana diriwayatkan oleh Gassan bin Rabi’ dan selainnya dan sampai kepada ucapan abu Ya’la>, dia adalah orang yang paling banyak menyusun hadis musnad Dan beberapa kitab tentang zuhud,
Abu Abdullah al-Hakim berkata “saya berkata Beranggapan bahwa Abu A’>li al-Hafidz takjub kepada abu ya’la> al-Mausili> atas hapalannya dan kecerdasannya dan hapalan hadisnya sampai tidak ada yang diragukan darinya kecuali sedikit kemudian al-hakim berkata: ”dia adalah orang cerdas yang terpercaya”.
Imam al-Zahabi berkomentar tentangnya: ”Abu ya’la> al-Maushili> adalah seorang penghapal yang cerdas, dia adalah ahli Hadis di negara ini.[5]
Ibnu Kasir berkata: ia adalah seorang yang baik hapalannya, baik karyanya, adil dalam periwayatannya Dhabit hadis yang diriwayatkannya.[6]
Al-Khalili dalam kitabnya al-Irsya>d menyatakan bahwa Abu Ya’la> al-Mausili adalah seorang ahli Musnad.[7]
D.    Karya-karyanya
1)      Al-Musnad
Musnad abu Ya’la> yang sekarang menjadi objek penelitian telah tersebar di Negara-negara islam dan beberapa kali telah di tahkik dan hal ini telah menyebar di Negara-negara arab.
2)      Al-Mu’jam
Kitab ini mencakup segala biografi guru-gurunya dalam tiga risalah
3)      Al-Mafa>rid
E.     Wafatnya
Abu ya’la hidup sampai pertengahan tahun 307 dan Abu Hasan al-Manadi menetapkan bahwa dia meninggal pada 14 jumadil u>la’, Imam al-Zahabi berkata “sanad-sanad berhenti padanya dan semua ahli hadis bersandar kepadanya dan dia hidup selama 97 tahun”.
B.   Profil kitab Musnad Abu Ya’la>
1.      Latar Belakang Penyusunan Kitab
Di lihat dari tahun wafatnya, Abu ya’la> meninggal pada tahun 307 dimana ia hidup selama 97 tahun, ketika Abu ya’la> berumur 40 tahun maka pada masa itu adalah tahun 270 atau abad ketiga, pada abad ini geliat penulisan hadis dengan berbagai metode itu sangat berkembang hal ini dapa penulis saksikan dimana pada abad ini lahirlah kitab Sunan Abu Daud (wafat 275), sunan al-Nasa’i (wafat 303), tahzi>b al-A>s}ar karya ibnu Jarir al-Tabari> (wafat 310). Sehingga penulis berkesimpulan bahwa motivasi penulis menulis buku ini ialah karena zaman tersebut merupakan zaman perkembangan penulisan hadis, kemudian pernyataan Abu ya’la> sendiri bahwa orang yang tidak menulis sebuah ilmu maka bukan disebut sebagai ilmuan, dan ilmu (apa yang dipelajarinya dan diketahuinya ) itu tidak disebut sebagai ilmu. Peryataan inilah yang memotivasi Abu ya’la> untuk menulis termasuk menulis kitab Musnad Abu Ya’la>.
2.      Latar Belakang penamaan kitab
Belum dikatahui secara jelas yang membahas secara pasti latar belakang penamaan kitab ini. Akan tetapi jika kita saksikan nama-nama kitab hadis klasik ditemukan banyak yang menyandarkan kitab hadis tersebut kepada penulisnya  seperti kitab Shahih Muslim Karya Imam Muslim, Sunan Abu Daud, Karya Abu Daud, kitab Musnad al-Humaidi karya Imam al-Humaidi, Olehnya itu penulis dapat menyimpulkan bahwa penamaan kitab Musnad AbuYa’la> ini dinisbahkan kepada pengarang kitab itu sendiri, sebagaimana kitab-kitab yang lain sezamannya.
3.      Komentar terhadap karya Abu Ya’la al-Maushili>
Beberapa ulama berkomentar terhadap karya Abu ya’la>diantaranya :
Al-Sam’a>ni berkata “saya telah mendengar Muhammad bin al-Fadl al-Tamimi berkata “saya telah membaca banyak musnad seperti Musnad al-Adni> dan Musnad Ahmad bin Mani>’ kitab kitab ini bagaikan sungai, dan saya telah membaca kitab Musnad Abu Ya’la>’ dan kitab ini bagaikan Laut yang menghimpun sungai-sungai.
Imam al-Zaha>bi mengatakan dalam kitab Tazkirah al-Huffaz} “Abu Ya’la> Ahmad bin ‘Ali bin Mus}anna> adalah pemilik kitab yang besar (memiliki kedudukan yang besar )”
C.   Metodologi Penyusunan Kitab Musnad Abu Ya’la>
Kitab musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama sahabat. Urutan sahabat itu ada kalanya disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyah, ada kalanya berdasarkan urutan waktu masuk islamnya, dan ada kalanya berdasarkan keluhuran nasabnya, untuk buku karya Abu ya’la> ia menyusunnya sesuai dengan urutan masuknya mereka kedalam Islam serta sesuai dengan keutamaan para sahabat.
Tidak hanya menyusunnya dalam bentuk musnad tetapi dalam bentuk susunan fikhi, bentuk lain dalam penyajiannya ini dapat ditemukan tiap bab dalam kitab ini dimana dibab pertama riwayat Abu Bakr ditemukan hadis urutan pertama yaitu hadis tentang Wudhu’ dan selanjutnya hadis tentang warisan atau sedekah demikian ini berurutan dalam tiap bab.
Jumlah kitab Musnad ini sangat banyak, yang paling masyhur adalah Al-Musnad karya Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad karya Abi Ya’la Al-Mushili dan lain-lain.
kitab yang menjadi objek kajian ini adalah berbentuk manuskrip atau softcopy yang berbentuk PDF Program, kitab yang diteliti penulis di tahkik oleh Khalil bin Ma’mun Syaikhan berjumlah satu jilid, dengan jumlah halaman sebanyak 1501, diterbitkan oleh Da>r Ma’rifah, Beirut, Libanon.
Pada penyajiannya buku ini memulai dengan muqaddima muhakkik kemudian dilanjutkan dengan biografi penulis yaitu Abu ya’la> al-Mausili> dan keshahihan periwayatan kitab Musnad Abu Ya’la, perkembangan hadis pada masa abu Ya’la> serta penjelasan pengertian musnad.
Dalam kitab ini terdapat 211 sahabat nabi yang meriwayatkan hadis langsung dari nabi Muhammad SAW dan terhimpun didalamnya 7555 hadis, tidak dijelaskan secara lengkap tentang kualitas hadis yang diriwayatkan Abu Ya’la> al-maushili> namun ketika peneliti menggunakan software Maktabah Syamilah dengan mencari hadis berdasarkan kualitasnya didapati bahwa mayoritas hadis dalam kitab ini adalah shahih, juga terdapat sekitar 2130 hadis da’if dan terdapat 790 hadis yang berstatus hasan menurut pentahkik Husain Sali>m asad.




Contoh hadis Shahih yang terdapat dalam kitab ini :
حدثنا أبو خثيمة حدثنا بشر بن عمر الزهراني حدثنا مالك بن أنس عن ابن شهاب عن مالك بن أوس بن الحدثان : عن عمر قال : لما توفي رسول الله صلى الله عليه و سلم قال أبو بكر : أنا ولي رسول الله صلى الله عليه و سلم فجئت أنت وهذا - يعني العباس و عليا - تطلب أنت ميراثك من ابن أخيك ويطلب هذا ميراث امرأته من أبيها فقال أبو بكر : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : لا نورث ما تركنا صدقة
Contoh Hadis Hasan              
حدثنا أبو كريب حدثنا معاوية بن هشام عن شيبان عن عامر عن مرة : عن أبي بكر عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : لا يدخل الجنة سيئ ملكته ملعون من ضار مسلما أو غره
Contoh Hadis Da’if
حدثنا الحسن بن شبيب حدثنا هشيم حدثنا كوثر بن حكيم عن نافع عن ابن عمر : عن أبي بكر الصديق قال : قلت : يا رسول الله ما نجاة هذا الأمر الذي نحن فيه ؟ قال : من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له فهو له نجاة
kitab ini juga dilengkapi catatan kaki yang menjelaskan bahwa hadis dalam kitab Musnad Abu Ya’la> ini juga dapat di temukan pada kitab hadis yang lain, adapun kode footnote yang digunakan pada kitab Musnad Abu Ya’la> yaitu :
a.                الترمذي          :ت
b.             ابوداود           د:
c.              مسلم             م:
d.   بخاري            خ:
e.    احمد بن حمبل  حم:
f.      ابن ماجه          ق:
g.   النسائ           س:
h.   الدارمي           دي:
i.      الموطأ مالك      ط:
Di bab bagian akhir halaman terdapat indeks (faharis) guna memudahkan dalam pencarian hadis, indeks dalam kitab ini terbagi dua yaitu indeks untuk mencari hadis berdasarkan tema yang ingin di cari, adapun penyusunannya yaitu menggunakan metode alpabetis yaitu menyusunyanya berdasarkan susunan huruf hijaiyah. Kemudian indeks berdasarkan periwayat, penyusunannya berdasarkan indeks urutan sahabatyang terdapat dalam kitab ini.
Keunggulan dan keterbatasan kitab Musnad Abu Ya’la> al-Mausili>.
1.      Keunggulan Musnad Abu Ya’la> al-Mausili>
a.       Bukunya ini menjadi rujukan banyak ulama hadis .
b.      Susunan dalam kitab ini berdasarkan susunan nama sahabat sehingga jika ingin mencari hadis maka cukup melihat nama ra>wi a’la> nya dan mencari dalam kitab ini.
c.       Buku ini juga dilengkapi dengan catatan kaki yang menunjukkan bahwa hadis tersebut juga diriwayatkan dari kutub tis’ah .
d.      Kitab ini juga mengandung hadis-hadis fiqh atau hadis tematik dan untuk memudahkan mencarinya secara tematik dapatditemukan dalam daftar isi.
Adapun keterbatasan kitab ini adalah:
a.       Tidak di cantumkan kualitas hadis pada buku ini.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Abu Ya'la> al-maushili>ialah seorang ulama besar bernama lengkap Ahmad bin ‘Ali> al-Mus}anna> bin Yahya bin ‘Isa> bin Hala>li, memiliki gelar Abu> ya’la>, lahir pada 3 Syawal, tahun 210, hidup selama 97 tahun.
2.      motivasi penulis menulis buku ini ialah karena zaman tersebut merupakan zaman perkembangan penulisan hadis.
3.      karya Abu ya’la> ia menyusunnya berdasarkan kitab Musnad sesuai dengan urutan masuknya sahabat kedalam Islam serta sesuai dengan keutamaan para sahabat.kitab ini terdapat 211 sahabat nabi yang meriwayatkan hadis langsung dari nabi Muhammad SAW.












DAFTAR PUSTAKA
Al-Z|ahabi>, Syamsuddin Abu> ‘Abdillah Muhammad bin Ah}mad bin Us|ma>n Aima>z.  Siyaru A’lama al-Nubula>a. Cet III; t.t: Muassasah al-Risa>lah. 1985 M.
Al-Ra>zi>, Ibn Abi>H{a>tim. al-Jarh} wa al-Ta‘di>l. Cet. I; Beirut: Da>r Ih}ya> al-Tura>s\ al-‘Arabi>, 1952.
Al-Mizzi>, Jama>luddin ibnu al-Zaki> Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalabi.>Tahz|i>bu al-Kama>l fi> Asma>I al-Rija>l. Juz I. Cet I; Beirut: Muassasah al-Risa>lah. 1980 M
al-Z|ahabi>, Syams al-Di>n Abu> Muha}mmad bin Ahmad bin ‘Us\ma>n. Taz\kiratu al-H{uffa>z\, Juz. III. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998 M.
al-Khalili bin Abdullah bin Ahmad al-Khalili>, al-Irsya>d fi Ma’rifah ‘Ulama>’ al-Hadi>s,juz II Riya>d: Maktaba al-Rasyd, 1409




[1]Syamsuddin Abu> ‘Abdillah Muhammad bin Ah}mad bin Us|ma>n Aima>z Al-Z|ahabi>.  Siyaru A’lama al-Nubula>a.(Cet III; t.t: Muassasah al-Risa>lah. 1985 M),h.174
[2]Al-Ra>zi>, Ibn Abi>H{a>tim. al-Jarh} wa al-Ta‘di>l. Juz.II(Cet. I; Beirut: Da>r Ih}ya> al-Tura>s\ al-‘Arabi>, 1952), h.93
[3]Al-Mizzi>, Jama>luddin ibnu al-Zaki> Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalabi.>Tahz|i>bu al-Kama>l fi> Asma>I al-Rija>l. Juz I.( Cet I; Beirut: Muassasah al-Risa>lah. 1980 M). 431
[4]al-Z|ahabi>, Syams al-Di>n Abu> Muha}mmad bin Ahmad bin ‘Us\ma>n. Taz\kiratu al-H{uffa>z\, Juz. III. (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998 M) h. 912
[5]Syamsuddin Abu> ‘Abdillah Muhammad bin Ah}mad bin Us|ma>n Aima>z Al-Z|ahabi>.  Siyaru A’lama al-Nubula>a.(Cet III; t.t: Muassasah al-Risa>lah. 1985 M),h.92
[6]Abi al-Fada>’i bin Kas\ir al-Damsyik, al-Bidayah wa Niha>ya, (Cet. I; Beirut: Da>r Ih}ya>al-Tura>s\ al-‘Arabi>, 1952), h.130
[7]al-Khalili bin Abdullah bin Ahmadal-Khalili>, al-Irsya>d fi Ma’rifah ‘Ulama>’ al-Hadi>s,juz II(Riya>d: Maktaba al-Rasyd, 1409) h. 619-620

Tidak ada komentar:

Posting Komentar