Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selasa, 15 Juli 2014

Shalat Malam Sumber Kekuatan Jiwa
(Tafsir Surat al-Muzammil)
 










Tugas Mata Kuliah;
Kajian Tafsir di Indonesia
Oleh;
ZAINUDDIN
30700111015


Dosen Pemandu;
Drs. Muhsin Mahfudz, M. Th. I

PROGRAM STUDI  ILMU HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Tafsir adalah suatu usaha dalam menyingkap dan mengungkap makna dibalik ungkapan-ungkapan bahasa Al-Qur’an dengan maksud untuk mentransfer faham dibalik lafadz yang tersurat, baik dipandang dari sisi sebab-sebab turunnya Al-Qur’an dan lokasi diturunkannya Al-Qur’an, termasuk juga membahas hukum yang terkandung didalamnya.
Pada awalnya kitab-kitab tafsir yang diusahakan pada masa sahabat, tabiin, dan tabiit-tabiin ditulis masih dalam bahasa Arab karena mereka hidup dikalangan orang-orang yang berbahas arab.
Kelemahan tafsir ini antara lain yaitu tafsir mereka hanya dapat di fahami oleh orang yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan bahasa Arab yang cukup, serta contoh-contoh yang mereka buat belum tentu pas dalam semua kondisi setiap daerah. Padahal tujuan tafsir adalah untuk mengungkap dan memperjelas makna dibalik kata-kata Al-Qur’an yang menggunakan bahasa arab dan harus bisa dengan lebih mudah difahami masyarakat dimana Al-Qur’an itu ditafsirkan guna memantapkan pemahaman masyarakat terhadap pesan-pesan al-Quran itu sendiri.
Nah bagaimana di Indonesia? Dengan maksud memudahkan umat Islam yang ada di indonesia dalam memahami isi dan kandungan Al-Qur’an, maka usaha penerjemahan dan penafsiran Al-Qur’an dengan bahasa Indonesia juga dilakukan oleh para Ulama dan cendikiawan islam indonesia, baik oleh perorangan maupun kelompok. Penerjemahan dan penafsiran Al-quran oleh mufassir Tanah Air tidak hanya ditransfer ke dalam bahasa Indonesia, tetapi juga dalam bahasa daerah dan bahasa Melayu.
Penulisan kitab terjemahan dan tafsir Al-quran dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Melayu sebenarnya sudah dimulai pada abad ke-17 M. Pada masa itu, Syekh Abdur Rauf Singkily seorang ulama asal Singkil di Aceh menyusun sebuah kitab tafsir pertama berbahasa Melayu yang diberi judul Turjuman al-Mustafid.
Upaya penerjemahan dan penafsiran Al-Qur’an dalam bahasa Melayu diteruskan pada periode selanjutnya oleh Muhammad bin Umar yang terkenal dengan nama Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Kitab Tafsir al-Munir li Ma’alim at-Tanzil al-Musfir ‘an Wujuh Mahasin at-Ta’wil yang disusun Syekh Nawawi ini diterbitkan di Makkah pada permulaan tahun 1880-an. Hingga kini, sudah beberapa kali dicetak ulang dan banyak beredar di kawasan Timur Tengah.
Sementara itu, pada abad ke-19 M hingga memasuki abad ke-20 M, mulai bermunculan berbagai macam kitab terjemahan dan tafsir Alquran karya para ulama dalam negeri.Di antaranya, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan Maknanya karya Prof H Mahmud Yunus yang dirilis pada 1967.[1]Pada 1974, umat Islam di Indonesia mulai mengenal kitab tafsir dalam bahasa daerah melalui Al-Kitab al-Mubin Tafsir Al-Qur’an berbahasa Sunda yang disusun oleh KH MHD Ramli.Kemudian, di tahun 1977, muncul kitab tafsir dalam bahasa Jawa karya Prof KH R Muhammad Adnan yang berjudul Tafsir Al-Qur’an Suci.
Di Indonesia bagian timur sendiri tepatnya di Sulawesi selatan geliat penafsiran al-Quran juga cukup berkembang, salah-satunya tafsir yang berbahasa bugis karya AG.H. Daud Ismail dengan judul tafsir al-Munir, dan tafsir dengan metode tematik karya Muin Salim dengan judul jalan lurus menuju hati sejahtera tafsir surah al-fatihah, Tafsir surah al-Muzammil Shalat Malam Sumber Kekuatan Jiwa Karya Ahmad Marzuki Hasan.
Salah satu karya tafsir yang menarik bagi penulis untuk di teliti ialah Karya tafsir Ahmad Marzuki Hasan dengan judul “Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa” tafsir surah al-Muzammil, penulis tertarik meneliti karya Tafsir tersebut karena sosok Pengarangnya yaitu Ahmad Marzuki Hasan yang karismatik, sosok pejuang penegakan syariat islam yang istiqamah, dan berdampak bias yang besar bagi perkembangan islam di Sulawesi selatan.
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, pemakalah dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana biografi penulis Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil) ?
2.      Bagaimana profil buku Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil) ?










BAB II
PEMBAHASAN
A.  Biografi KH. Ahmad Marzuki Hasan
Nama Lengkapnya Ahmad Marzuki Hasan, dilahirkan di sinjai pada tanggal 31 januari 1917 di sinjai. Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat religius, disiplin, keras namun penuh kebijaksanaan dan kasih sayang. Ayahandanya bernama K>H. Hasan dan ibunya bernama Syarifah Aminah.
K.H. Hasan selain sebagai Qadhi, juga sosok tokoh masyarakat yang sangat gigih dalam pengembangan syiar islam di kabupaten sinjai. KH. Hasan sangat ketat dalam menbina dan mendidik anak-anaknya yang kemudian berhasil mencetak seorang tokoh yang bernama K.H. Ahmad Marzuki Hasan, sosok inilah yang telah berhasil membangun dan mengembangkan pesantren Darul Istiqamah.
1.      Latar Belakang Pendidikan dan karir
Pendidikan formal Ahmad Marzuki di mulai di sekolah rakyat Muhammadiyah di sinjai. Pada saat yang sama mendapatkan bimbingan dari ayahnya serta K.H. Muhammad Tahir Qadhi balangnipa, sinjai.
Setelah tamat dari SR Muhammadiyah, Ahmad Marzuki di kirim orang tuanya belajar di pondok pesantren Assa’diyah Sengkang mulai dari Tsanawiyah sampai tammat Aliyah di bawah bimbingan Langsung K.H. As’ad. Semasa belajar di As’adiyah ini, Ahmad Marzuki berhasil menghapal al-Qur’an. Setelah tamat di pesantren As’adiyah iapun melanjutkan sekolahnya pada perguruan Islam Datu Museng dibawa bimbingan Prof.Dr.H. M. Darwis Zakariyah.
Ahmad Marzuki juga di kenal sebagai sosok yang tekun dan ulet. Dia gemar membaca literatur-Literatur  Berbahasa Arab, terutama kitab-kitab Tafsir, Hadis, Fiqh, Ushul Fiqh dan buku-buku Pengembangan pemikiran islam.
Ahmad Marzuki juga di kenal sebagai seorang aktivis Organisasi Pergerakan Beliau dikenal aktivis Muhammadiyah dan menjadi Ketua Majlis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sulawesu Selatan, masyumi, dan pejuang DI/TII.
2.      Kepribadiannya
Ahmad Marzuki memiliki beberapa kepribadian yang patut diteladani, yaitu:
1)      Istiqamah dalam perjuangan islam
2)      Tegas dalam pendirian
3)      Beranidalam kebenaran
4)      Hafal al-Qur’an, surah, dan nomor ayatnya
5)      Ahli Tafsir, dan Ahli fiqh
6)      Kekuatan fisik dan ingatan
7)      Kepemimpinan yang bijak dan tegas
3.      Karya Tulisnya
Ahmad Marzuki hasan mempunyai beberapa karya dalam bentuk tulisan dengan berbagai bidang, diantaranya kutbah-khutbah idul adha dan idhul fitri. Namun tidak semuanya diterbitkan, demikian pula tulisan dalam bentuk buku-buku kecil, baik yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa bugis, antara lain :
1)      Tuntutan Pelaksanaan shalat, tahun 1969 m/ 1 rabiul awal 1387 H di Makassar.
2)      Kitab al-Shiyam berbahasa bugis.
3)      Pelajaran akhlak ( di tulis untuk dipergunakan bagi santri )
4)      Khutbah idhul Adha yang berbahasa bugis
5)      Miftahu  Dakwah
6)      Wanitah Muslimah, 19 mei 1965
7)      Sejarah turunnya al-Qur’an
8)      Tafsir surah al-Muzzammil (kitab yang kita kaji sekarang ini)[2]
4.      Pengaruh Pemikirannya terhadap Masyarakat
Pengaruh pemikiran Ahmad Marzuki Hasan terhadap pengamalan ajaran islam bagi masyarakat dapat kita lihat baik daerah tempat ia tinggal maupun daerah-daerah lain. Melihat perkembangan Pesantren Darul Istiqamah sekarang sudah lebih dari 20-an cabang-cabangnya.
Menurut Dr.Nasir Siola ketika melakukan wawancara kepada bebrapa jama’ah pesantren istiqamah cabang sinjai. Dari hasil wawancaranya tersebut, ternyata sebagian dari mereka hanya masyarakat yang sengaja datang untuk mendengarkan pengajian bersama dengan warga pesantren, suasana pengajian begitu ramai dihadiri oleh lebih dari 300 orang laki-laki dan perempuan dan ini kelihatan meningkat dari bulan ke bulan, kesemuanya ini memperlihatkan pengaruh Ahmad Marzuki Hasan yang begitu besar.[3]
B.   Profil Buku Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil)
1.      Latar Belakang Penulisan
Buku Karya Ahmad Marzuki Hasan  ini berjudul “Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil)”. Buku tafsir ini di sadur dari kajian Tafsir pada acara Pelatihan Muballighin dan muballighat pondok Pesantren Darul Istiqamah sinjai Sulawesi Selatan. Merupakan kumpulan rekaman-rekaman Pengajian yang dismpaiakan pada pelatihan tersebut kemudian di transfer ke dalam buku oleh Muzayyin M. Arif, Kepala perwakilan Pesantren Darul Istiqamah di Jakarta.
Jika dilihat dari judulnya, dipahami bahwa judul tersebut diambil dari surah al-Muzammil ayat 2 dimana ayat tersebut membahas tentang Shalat Malam, hal menarik pula menurut peneliti bahwa judul ini di ambil karena pembahasan tentang shalat malam dibawakan oleh orang yang ahli dan istiqamah melaksanakan shalat malam, yang tentunya memberikan motivasi spiritual yang sangat kuat dan menunjukkan bahwa Shalat malam Sumber kekuatan jiwa merupakan pengalaman spiritual Ahmad Marzuki Hasan.
2.      Karakteristik fisik
Buku karya Ahmad Marzuki Hasan yang menjadi penelitian dalam makalah ini adalah cetakan pertama yang dicetak oleh Darul Istiqamah Press, pada bulan Juli tahun 2004. Buku ini terdiri dari 91 halaman, dalam buku ini terdapat kata pengantar oleh Mudzakkir M. Arif, MA sebagai Pimpinan Pesantren Darul Istiqamah, pada kata sambutannya ini di bahas tentang dakwah dimana garis besarnya disimpulkan sebagai berikut :
1)      Kewajiban Dakwah
2)      Kekuatan aktifis dakwah
3)      Sumber kekuatan ruhiyah
4)      Sumber kekuatan ilmiyah
Di bahas pulah sedikit tentang qiyamulail dan motivasi Ahmad Marzuki Hasan dalam menafsirkan surah al-Muzammil. Kemudian di lanjutkan dengan pembahasan tafsir yang kemudian akan dibahas tersendiri oleh penulis.
Setelah itu di bahas pula Tanya jawab dari pengajian Ahmad Marzuki Hasan, pertanyaannya mengenai persoalan shalat, dari Tanya jawab inilah penulis sedikit banyak dapat memperoleh bagaiamana pemikiran seorang Ahmad Marzuki hasan yang moderat dalam perbedaan pendapat tentang hukum-hukum. Yang terahir dari buku ini ialah biografi singkat Ahmad Marzuki Hasan.
3.      Metodologi Tafsir dalam Buku Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil)
Dalam meneliti karya tafsir Shalat Malam Sumber Kekuatan Jiwa peneliti menggunakan metodologi yang digunakan oleh Nasruddin Baidan dimana ia membagi kepada tiga komponen internal yaitu unsur-unsur yang terlibat langsung dalam proses penafsiran. Dalam hal ini ada 3 unsur pembentuk yaitu: bentuk penafsiran,metode penafsiran, corak penafsiran.
1)      Bentuk Tafsir
Jika dilihat dari sudut pandang bentuk tafsirnya, tafsir ini menggunakan bentuk ra’yu atau dira>yah. Dapat dilihat dari penjelasan-penjelasan Ahmad Marzuki dalam menafsirkan ayat-ayat surah Al-Muzammil yang menjelaskannya dengan pemahamannya, kemudian mengarahkan penafsirannya untuk pembentukan  mental para muballigh dalam pengajian itu. Seperti penafsirannya terhadap ayat 1-4 yaitu:
“Itulah shalat malam diperuntuhkan kepada nabi.Dan hal itu harus kita ikuti, kalau kita mau menjadi penyeruh dakwah sebagai muballigh atau muballigah. Sebab ini adalah bekal rabbani dalam berdakwah.Nabi saja sebelum ditugaskan, tapi sudah diperintahkan untuk shalat malam.Karena shalat malam itulah merupakan bekal kekuatan untuk melaksanakan dakwah.Shalat malam merupakan hal penting di dalam kelancaran melaksanakan tugas dakwah.Itulah sebabnya mengapa Nabi disuruh shalat malam sebanyak-banyaknya”.[4]
   Kemudian pada bab selanjutnya penafsiran ayat 5-8 yaitu :
 “Bisa jadi kita lemah semangat, diwaktu melaksanakan tugas, sehingga kita diperlengkapi dengan shalat malam agar bias mendatangkan kekuatan jiwa. shalat malam mengandung kekuatan untuk jiwa kita untuk melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-larangan al-Qur’an. Beginilah Allah mendidik Nabi sebagai Muballigh” .[5]
Walaupun penafsiran Ahmad Marzuki Hasan menafsirkan al-Quran dengan dominasi pemikirannya namun ia tetap menuqil dari riwayat-riwayat hadis maupun dari al-qur’an, seperti :
“Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, Rasulullah berkata, “Shalat yang paling Allah SWT sukai adalah Shalat nabi Dawud, puasa yang paling Allah SWT sukai jug puasa Dawud. Beliau puasa sehari dan tidak berpuasa pada sehari berikutnya.Beliau tidur pada separuh malam pertama, lalu shalat pada sepertiga malam berikutnya, lalu tidur lagi pada seperenam malam sisanya.Beliau tidak lari (jika berjumpa dengan musuh)”.[6]
Bukan hanya riwayat-riwayat hadis saja tetapi Ahmad marzuki juga menafsirkan ayat dengan ayat sebagaimana yang terdapat pada bab “Kunci Menumbuhkan Kekuatan Jiwa” setelah menafsirkan ayat kelimah :
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًاsetelah menafsiran makna قَوْلًا ثَقِيلًا lalu di lanjutkan dengan ayat yaitu :
“dan bertahajjudlah pada sebagian malam sebagai tambahan bagimu Muhammad. Mudah-mudahan tuhanmu memberikan kedudukan yang terpuji kepadamu” (Qs al-Isra ;79)”   
2)      Metode
Metode buku tafsir ini adalah metode tematik klasik. Metode tematik klasik adalah menafsirkan surah tertentu seperti buku ini, juz tertentu atau memilih topik tertentu dalam surah tertentu. Dinamakan klasik karena model metode tematik semacam ini umum dipakai dalam karya tafsir klasik.[7] Sedangkan penyajiannya bersifat global
3)      Kecenderungan Tafsir
Yang dimaksud dengan kecenderungan disini adalah ruang dominan sebagai sudut pandang dari suatu karya tafsir. Misalnya kecenderungan kebahasaan, teologi, sosial-kemasyarakatan, fikih dan seterusnya.[8]
Setelah mengamati buku tafsir ini, penulis menemukan tentang kecenderungan mufassir  dalam menafsirkan ayat-ayat al-Muzammil, yakni lebih kepada bersifat teologis, pengertian teologis disini berbedah dengan pemahaman parah mutakallimin yang berarti studi tentang ketuhanan, tetapi makna teologis disini ialah lebih dipandang sebagai suatu disiplin kajian yang membicarakan tentang persoalan hubungan manusia dengan tuhannya. Pada buku ini Ahmad Marzuki menjelaskan tentang shalat malam dan keutamaanya yang menunjukkan bahwa shalat malam sebagai penghubung untuk mendekatkan seorang hamba kepada tuhannya.
Kecenderungan selanjutnya yang ditemukan peneliti yaitu Nuansa Psikologis, pengertian nuansa psikologis yang dimaksud ialah suatu nuansa tafsir yang analisisnya menekankan pada dimensi psikologi manusia. Pada buku tafsir ini membahas tentang shalat malam sebagai bekal seorang da’i untuk menguatkan mental seorang da’i dalam berdakwah nantinya, nuansa psikologisnya terlihat ketika kita melihat judul buku ini dan tema pada tiap-tiap babnya yang menunjukkan besarnya dominasi pembahasan tentang jiwa dalam buku ini.
Kecenderungan selanjutnya ketika membaca buku tafsir ini, penulis menemukan adanya semangat pergerakan setelah membaca buku ini. Hal ini sangat terasa karena bahasa yang digunakan adalah bahasa ceramah dan materinya berkaitan dengan usaha pembentukan mental para da’I ketika turun ke medan dakwah sehingga timbul semangat pergerakan atau semangat untuk turun tangan dalam menegakkan agama islam.
4.      Teknik Penulisan
Teknik penulisan tafsir adalah suatu kerangka teknis yang digunakan penulis tafsir dalam menampilkan sebuah karya tafsir. Teknik penulisan ini lebih terkait pada penulisan karya tafsir yang lebih kepada teknis, bukan pada proses penafsiran yang bersifat metodologis.[9]
1)      Sistematika penyajian tafsir
Adapun model penyajian tafsir pada kitab Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil) yaitu menggunakan model tematik klasik yaitu mengambil satu surah (surah al-muzammil) dengan topik sebagaimana yang tercantum dalam surah yang di kaji, dalam kitab ini tema dibagi kepada 9 tema besar yaitu :
a)      Latar belakang turunnya surah al-Muzammil
b)      Shalat malam sumber kekuatan, jiwa Tafsir ayat 1-4
c)      Kunci menumbuhkan kekuatan, jiwa Tafsir ayat 5-8
d)      Menumbuhkan keberanian, tafsir ayat 9
e)      Mendapatkan tiga kenikmatan yang luar biasa
f)       Amunisi menghadapi rintangan dakwah, Tafsir Ayat 10
g)      Janji pertolongan Allah, Tafsir ayat 11-16
h)      Janji Allah mengangkat Drajat Manusia, Tafsir ayat 17-19
i)       Petunjuk dan keringanan Shalat Malam Tafsir ayat 20
2)      Bentuk Penyajian Tafsir
Bentuk penyajian tafsir dsini adalah suatu bentuk uraian dalam penyajian tafsir yang di tempu mufassir Ahmad Marzuki dalam menafsirkan al-qur’an, adapun bentuk penyajian tafsir yang digunakan oleh Ahmad Marzuki hasan pada umumnya bentuk penyajiannya global yaitu penjelasannya yang singkat dan terjemahan yang sederhana dan lebih menitihberatkan pada inti dan maksud dari ayat-ayat al-Qur’an yang di kaji,Kemudian dapat di lihat dari model analisis tafsir yang sederhana, ini karena sebagaimana yang peneliti telah jelaskan sebelumnya bahwasanya buku ini berasal dari kumpulan cerama pengajian pada suatu pelatihan, jadi sulit mengelak dari bentuk penyajian global.
Adapun penjelasannya yang agak rinci penjelasannya yaitu hanya terdapat pada hal. 38 kajian kosakata pada makna kata وطئا dimana Ahmad marzuki mengutip pengertian kata tersebut dari dua sumber pertama dari ahli mufassir yang mengatakan bahwa kata وطئا artinya persesuaian, dan dari sumber lain yang artinya tendangan kaki hal ini berdasarkan surah al-taubah ayat 120 disebutkan وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ dan tidak menginjakkan kaki di suatu tempat untuk menjengkelkan orang kafir”, namun sayangnya Ahmad Marzuki tidak menyebutkan sumber dari kedua riwayat tersebut.
3)      Gaya Bahasa Penulisan Tafsir
Ananlisis tentang bentuk gaya bahasa penulisan di orientasikan untuk melihat bentuk bahasa yang dipakai dalam karya tafsir ini. Hal yang urgen kita ketahui bahwa tafsir ini merupakan kumpulan rekaman cerama yang kemudian di tuangkan kedalam sebuah buku dan tetap menjaga keaslian gaya bahasa yang khas dari Ahmad Marzuki, ini menunjukan bahwa gaya bahasa yang duganakan oleh Ahmad Marzuki ialah gaya bahasa penulisan popular yaitu model gaya bahasa penulisan karya tafsir yang yang menempatkan bahasa sebagai medium komunikas dengan karakter kebersahajaan. Itulang mengapa jika membaca karya tafsir ini terasa ringan dan kalimatnya mudah dipahami.
5.      Kelebihan dan keterbatasan Buku Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil)
Adapun kelebihan berdasakan hasil pembacaan peneliti terhadap Buku Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil):
1)      Buku tafsir ini mudah dipahami karena menggunakan gaya bahasa yang populer sesuai dengan konteks zaman sekarang ini.
2)      Pembahasan shalat malam dibawakan oleh orang yang aktifitasnya rajin shalat malam, sehingga memberikan motivasi spiritual yang kuat. Sebagaimana halnya pembahasan tentang tilawah al-qur’an yang dibawakan oleh hafizh al-qur’an yang yg kesehariannya sering membaca al-qur’an tentu memberikan kesan yang mendalam.
Betapapun halus atau objektifnya suatu penafsiran, tentu ia mengandung kekurangan. Adpun kekurangan atau keterbatasan dalam penulisan buku ini yaitu:
1)      dikarenakan mufassir mencoba menafsirkan apa yang ia baca sesuai dengan pemikirannya.Tanpa mengutip penafsiran ayat-ayat surah al-muzammil dari Mufassir klasik.
2)      Pembahasannya yang tidak dilakukan secara rinci dan tidak dibahas makna kosa kata yang terkandung pada ayat-ayat surah al-Muzammil.













BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan merujuk pada pembahasan diatas, pemakalah dapat memberi kesimpulan sebagai berikut.
Ahmad Marzuki Hasan, dilahirkan di sinjai pada tanggal 31 januari 1917 di sinjai. Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat religius, disiplin, keras namun penuh kebijaksanaan dan kasi sayang. Ahmad Marzuki juga di kenal sebagai sosok yang tekun dan ulet. Dia gemar membaca literatur-Literatur Berbahasa Arab, terutama kitab-kitab Tafsir, Hadis, Fiqh, Ushul Fiqh dan buku-buku Pengembangan pemikiran islam. sebagai seorang aktivis Organisasi Pergerakan Beliau dikenal aktivis Muhammadiyah dan menjadi Ketua Majlis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sulawesu Selatan, masyumi, dan pejuang DI/TII. 
Buku Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil) Buku tafsir ini di sadur dari kajian Tafsir pada acara Pelatihan Muballighin dan muballighat pondok Pesantren Darul Istiqamah sinjai Sulawesi Selatan.
Secara garis besar, buku ini mengacu pada bentuk tafsir ra’yu dengan penjelasan yang global. Sementara metode yang digunakan adalah tematik klasik dan.




Daftar Pustaka
Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia. Yogyakarta: LKIS, 2013.
Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur,an di Indonesia dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab, (Bandung: Mizan,1996), hal.129
Siolah Nasir, Ulama Sulawesi selatan Biografi Pendidikan dan Dakwah, Sul-sel: Komisi Informasi dan komunikasi MUI 2007
Ahmad Marzuki Hasan, shalat Malam Sumber Kekuatan Jiwa, cet:1, Jakarta: Darul Istiqamah Press, 2004
http://konstruksipelangi.wordpress.com/2012/06/06/kh-ahmad-marzuki-hasan-potret-pejuang-syariat-islam/



[1]Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur,an di Indonesia dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab, (Bandung: Mizan,1996), hal.129
[2]http://konstruksipelangi.wordpress.com/2012/06/06/kh-ahmad-marzuki-hasan-potret-pejuang-syariat-islam/Diakses pada tanggal 10 Mei 2014
[3]Nasir Siolah, Ulama Sulawesi selatan Biografi Pendidikan dan Dakwah, (Sul-sel: Komisi Informasi dan komunikasi MUI 2007) h. 232
[4]Ahmad Marzuki Hasan, shalat Malam Sumber Kekuatan Jiwa, (cet:1, Jakarta: Darul Istiqamah Press, 2004) h.36
[5]Ahmad Marzuki Hasan, shalat Malam Sumber Kekuatan Jiwa, (cet:1, Jakarta: Darul Istiqamah Press, 2004) h.37-38
[6]Ahmad Marzuki Hasan, shalat Malam Sumber Kekuatan Jiwa, (cet:1, Jakarta: Darul Istiqamah Press, 2004) h.35
[7]Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia (Yogyakarta: LKIS, 2013), h. 131.
[8]Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia, (Yogyakarta: LKIS, 2013), h. 231.
[9]Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia (Yogyakarta: LKIS, 2013), h.122

Tidak ada komentar:

Posting Komentar