Shalat Malam Sumber Kekuatan
Jiwa
(Tafsir
Surat al-Muzammil)
Tugas Mata
Kuliah;
Kajian Tafsir di Indonesia
Oleh;
ZAINUDDIN
30700111015
Dosen
Pemandu;
Drs. Muhsin Mahfudz, M.
Th. I
PROGRAM STUDI
ILMU HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir adalah suatu usaha dalam
menyingkap dan mengungkap makna dibalik ungkapan-ungkapan bahasa Al-Qur’an
dengan maksud untuk mentransfer faham dibalik lafadz yang tersurat, baik
dipandang dari sisi sebab-sebab turunnya Al-Qur’an dan lokasi diturunkannya
Al-Qur’an, termasuk juga membahas hukum yang terkandung didalamnya.
Pada awalnya kitab-kitab tafsir
yang diusahakan pada masa sahabat, tabiin, dan tabiit-tabiin ditulis masih
dalam bahasa Arab karena mereka hidup dikalangan orang-orang yang berbahas
arab.
Kelemahan tafsir ini antara lain
yaitu tafsir mereka hanya dapat di fahami oleh orang yang mempunyai kemampuan
dan pengetahuan bahasa Arab yang cukup, serta contoh-contoh yang mereka buat
belum tentu pas dalam semua kondisi setiap daerah. Padahal tujuan tafsir adalah
untuk mengungkap dan memperjelas makna dibalik kata-kata Al-Qur’an yang
menggunakan bahasa arab dan harus bisa dengan lebih mudah difahami masyarakat
dimana Al-Qur’an itu ditafsirkan guna memantapkan pemahaman masyarakat terhadap
pesan-pesan al-Quran itu sendiri.
Nah bagaimana di Indonesia?
Dengan maksud memudahkan umat Islam yang ada di indonesia dalam memahami isi
dan kandungan Al-Qur’an, maka usaha penerjemahan dan penafsiran Al-Qur’an
dengan bahasa Indonesia juga dilakukan oleh para Ulama dan cendikiawan islam
indonesia, baik oleh perorangan maupun kelompok. Penerjemahan dan penafsiran
Al-quran oleh mufassir Tanah Air tidak hanya ditransfer ke dalam bahasa
Indonesia, tetapi juga dalam bahasa daerah dan bahasa Melayu.
Penulisan kitab terjemahan dan
tafsir Al-quran dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Melayu
sebenarnya sudah dimulai pada abad ke-17 M. Pada masa itu, Syekh Abdur Rauf
Singkily seorang ulama asal Singkil di Aceh menyusun sebuah kitab tafsir
pertama berbahasa Melayu yang diberi judul Turjuman al-Mustafid.
Upaya penerjemahan dan
penafsiran Al-Qur’an dalam bahasa Melayu diteruskan pada periode selanjutnya
oleh Muhammad bin Umar yang terkenal dengan nama Syekh Nawawi al-Bantani
al-Jawi. Kitab Tafsir al-Munir li Ma’alim at-Tanzil al-Musfir ‘an Wujuh Mahasin
at-Ta’wil yang disusun Syekh Nawawi ini diterbitkan di Makkah pada permulaan tahun
1880-an. Hingga kini, sudah beberapa kali dicetak ulang dan banyak beredar di
kawasan Timur Tengah.
Sementara itu, pada abad ke-19 M
hingga memasuki abad ke-20 M, mulai bermunculan berbagai macam kitab terjemahan
dan tafsir Alquran karya para ulama dalam negeri.Di antaranya, Al-Qur’an
Al-Karim dan Terjemahan Maknanya karya Prof H Mahmud Yunus yang dirilis pada
1967.[1]Pada
1974, umat Islam di Indonesia mulai mengenal kitab tafsir dalam bahasa daerah
melalui Al-Kitab al-Mubin Tafsir Al-Qur’an berbahasa Sunda yang disusun oleh KH
MHD Ramli.Kemudian, di tahun 1977, muncul kitab tafsir dalam bahasa Jawa karya
Prof KH R Muhammad Adnan yang berjudul Tafsir Al-Qur’an Suci.
Di Indonesia bagian timur
sendiri tepatnya di Sulawesi selatan geliat penafsiran al-Quran juga cukup
berkembang, salah-satunya tafsir yang berbahasa bugis karya AG.H. Daud Ismail
dengan judul tafsir al-Munir, dan tafsir dengan metode tematik karya Muin Salim
dengan judul jalan lurus menuju hati sejahtera tafsir surah al-fatihah, Tafsir
surah al-Muzammil Shalat Malam Sumber Kekuatan
Jiwa Karya Ahmad
Marzuki Hasan.
Salah satu karya tafsir yang
menarik bagi penulis untuk di teliti ialah Karya tafsir Ahmad Marzuki Hasan
dengan judul “Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa” tafsir surah al-Muzammil, penulis
tertarik meneliti karya Tafsir tersebut karena sosok Pengarangnya yaitu Ahmad
Marzuki Hasan yang karismatik, sosok pejuang penegakan syariat islam yang
istiqamah, dan berdampak bias yang besar bagi perkembangan islam di Sulawesi
selatan.
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, pemakalah dapat membuat rumusan
masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana biografi penulis Shalat Malam
Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil) ?
2.
Bagaimana profil buku Shalat Malam Sumber
Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil) ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi KH. Ahmad Marzuki Hasan
Nama Lengkapnya Ahmad Marzuki Hasan, dilahirkan di sinjai pada
tanggal 31 januari 1917 di sinjai. Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat
religius, disiplin, keras namun penuh kebijaksanaan dan kasih sayang. Ayahandanya
bernama K>H. Hasan dan ibunya bernama Syarifah Aminah.
K.H. Hasan selain sebagai Qadhi, juga sosok tokoh
masyarakat yang sangat gigih dalam pengembangan syiar islam di kabupaten
sinjai. KH. Hasan sangat ketat dalam menbina dan mendidik anak-anaknya yang
kemudian berhasil mencetak seorang tokoh yang bernama K.H. Ahmad Marzuki Hasan,
sosok inilah yang telah berhasil membangun dan mengembangkan pesantren Darul
Istiqamah.
1.
Latar Belakang Pendidikan dan
karir
Pendidikan formal Ahmad Marzuki di mulai
di sekolah rakyat Muhammadiyah di sinjai. Pada saat yang sama mendapatkan
bimbingan dari ayahnya serta K.H. Muhammad Tahir Qadhi balangnipa, sinjai.
Setelah tamat dari SR Muhammadiyah, Ahmad
Marzuki di kirim orang tuanya belajar di pondok pesantren Assa’diyah Sengkang
mulai dari Tsanawiyah sampai tammat Aliyah di bawah bimbingan Langsung K.H.
As’ad. Semasa belajar di As’adiyah ini, Ahmad Marzuki berhasil menghapal
al-Qur’an. Setelah tamat di pesantren As’adiyah iapun melanjutkan sekolahnya
pada perguruan Islam Datu Museng dibawa bimbingan Prof.Dr.H. M. Darwis
Zakariyah.
Ahmad Marzuki juga di kenal sebagai sosok
yang tekun dan ulet. Dia gemar membaca literatur-Literatur Berbahasa Arab, terutama kitab-kitab Tafsir,
Hadis, Fiqh, Ushul Fiqh dan buku-buku Pengembangan pemikiran islam.
Ahmad Marzuki juga di kenal sebagai
seorang aktivis Organisasi Pergerakan Beliau dikenal aktivis Muhammadiyah dan
menjadi Ketua Majlis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sulawesu Selatan,
masyumi, dan pejuang DI/TII.
2.
Kepribadiannya
Ahmad
Marzuki memiliki beberapa kepribadian yang patut diteladani, yaitu:
1)
Istiqamah dalam perjuangan
islam
2)
Tegas dalam pendirian
3)
Beranidalam kebenaran
4)
Hafal al-Qur’an, surah, dan
nomor ayatnya
5)
Ahli Tafsir, dan Ahli fiqh
6)
Kekuatan fisik dan ingatan
7)
Kepemimpinan yang bijak dan
tegas
3.
Karya Tulisnya
Ahmad Marzuki hasan mempunyai beberapa
karya dalam bentuk tulisan dengan berbagai bidang, diantaranya kutbah-khutbah
idul adha dan idhul fitri. Namun tidak semuanya diterbitkan, demikian pula
tulisan dalam bentuk buku-buku kecil, baik yang berbahasa Indonesia maupun yang
berbahasa bugis, antara lain :
1)
Tuntutan Pelaksanaan
shalat, tahun 1969 m/ 1 rabiul awal 1387 H di Makassar.
2)
Kitab al-Shiyam berbahasa
bugis.
3)
Pelajaran akhlak ( di tulis
untuk dipergunakan bagi santri )
4)
Khutbah idhul Adha yang
berbahasa bugis
5)
Miftahu Dakwah
6)
Wanitah Muslimah, 19 mei
1965
7)
Sejarah turunnya al-Qur’an
8)
Tafsir surah al-Muzzammil
(kitab yang kita kaji sekarang ini)[2]
4.
Pengaruh Pemikirannya
terhadap Masyarakat
Pengaruh pemikiran Ahmad Marzuki Hasan
terhadap pengamalan ajaran islam bagi masyarakat dapat kita lihat baik daerah
tempat ia tinggal maupun daerah-daerah lain. Melihat perkembangan Pesantren Darul
Istiqamah sekarang sudah lebih dari 20-an cabang-cabangnya.
Menurut Dr.Nasir Siola ketika melakukan
wawancara kepada bebrapa jama’ah pesantren istiqamah cabang sinjai. Dari hasil
wawancaranya tersebut, ternyata sebagian dari mereka hanya masyarakat yang
sengaja datang untuk mendengarkan pengajian bersama dengan warga pesantren,
suasana pengajian begitu ramai dihadiri oleh lebih dari 300 orang laki-laki dan
perempuan dan ini kelihatan meningkat dari bulan ke bulan, kesemuanya ini
memperlihatkan pengaruh Ahmad Marzuki Hasan yang begitu besar.[3]
B. Profil Buku Shalat Malam Sumber Kekuatan
jiwa (tafsir surah al-Muzammil)
1.
Latar Belakang Penulisan
Buku Karya Ahmad Marzuki Hasan ini berjudul “Shalat
Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil)”. Buku tafsir ini di sadur dari kajian Tafsir pada
acara Pelatihan Muballighin dan muballighat pondok Pesantren Darul Istiqamah
sinjai Sulawesi Selatan. Merupakan kumpulan rekaman-rekaman Pengajian yang
dismpaiakan pada pelatihan tersebut kemudian di transfer ke dalam buku oleh
Muzayyin M. Arif, Kepala perwakilan Pesantren Darul Istiqamah di Jakarta.
Jika dilihat dari judulnya,
dipahami bahwa judul tersebut diambil dari surah al-Muzammil ayat 2
dimana ayat tersebut membahas tentang Shalat Malam, hal menarik pula menurut
peneliti bahwa judul ini di ambil karena pembahasan tentang shalat malam
dibawakan oleh orang yang ahli dan istiqamah melaksanakan shalat malam, yang
tentunya memberikan motivasi spiritual yang sangat kuat dan menunjukkan bahwa
Shalat malam Sumber kekuatan jiwa merupakan pengalaman spiritual Ahmad Marzuki
Hasan.
2.
Karakteristik fisik
Buku karya Ahmad Marzuki Hasan yang
menjadi penelitian dalam makalah ini adalah cetakan pertama yang dicetak oleh Darul
Istiqamah Press, pada bulan Juli tahun 2004. Buku ini terdiri dari 91 halaman,
dalam buku ini terdapat kata pengantar oleh Mudzakkir M. Arif, MA sebagai
Pimpinan Pesantren Darul Istiqamah, pada kata sambutannya ini di bahas tentang
dakwah dimana garis besarnya disimpulkan sebagai berikut :
1)
Kewajiban Dakwah
2)
Kekuatan aktifis dakwah
3)
Sumber kekuatan ruhiyah
4)
Sumber kekuatan ilmiyah
Di bahas pulah sedikit tentang qiyamulail
dan motivasi Ahmad Marzuki Hasan dalam menafsirkan surah al-Muzammil. Kemudian
di lanjutkan dengan pembahasan tafsir yang kemudian akan dibahas tersendiri
oleh penulis.
Setelah itu di bahas pula Tanya jawab dari
pengajian Ahmad Marzuki Hasan, pertanyaannya mengenai persoalan shalat, dari
Tanya jawab inilah penulis sedikit banyak dapat memperoleh bagaiamana pemikiran
seorang Ahmad Marzuki hasan yang moderat dalam perbedaan pendapat tentang
hukum-hukum. Yang terahir dari buku ini ialah biografi singkat Ahmad Marzuki
Hasan.
3.
Metodologi Tafsir dalam Buku Shalat Malam Sumber Kekuatan
jiwa (tafsir surah al-Muzammil)
Dalam meneliti karya tafsir Shalat Malam Sumber Kekuatan Jiwa peneliti
menggunakan metodologi yang digunakan oleh Nasruddin Baidan dimana ia membagi
kepada tiga komponen internal yaitu unsur-unsur yang terlibat langsung dalam
proses penafsiran. Dalam hal ini ada 3 unsur pembentuk yaitu: bentuk penafsiran,metode
penafsiran, corak penafsiran.
1) Bentuk Tafsir
Jika dilihat dari sudut pandang
bentuk tafsirnya, tafsir ini menggunakan bentuk ra’yu atau dira>yah.
Dapat dilihat dari penjelasan-penjelasan Ahmad Marzuki dalam menafsirkan
ayat-ayat surah Al-Muzammil yang menjelaskannya dengan pemahamannya, kemudian
mengarahkan penafsirannya untuk pembentukan mental para muballigh dalam pengajian itu.
Seperti penafsirannya terhadap ayat 1-4 yaitu:
“Itulah
shalat malam diperuntuhkan kepada nabi.Dan hal itu harus kita ikuti, kalau kita
mau menjadi penyeruh dakwah sebagai muballigh atau muballigah. Sebab ini adalah
bekal rabbani dalam berdakwah.Nabi saja sebelum ditugaskan, tapi sudah
diperintahkan untuk shalat malam.Karena shalat malam itulah merupakan bekal kekuatan
untuk melaksanakan dakwah.Shalat malam merupakan hal penting di dalam
kelancaran melaksanakan tugas dakwah.Itulah sebabnya mengapa Nabi disuruh
shalat malam sebanyak-banyaknya”.[4]
Kemudian pada bab selanjutnya penafsiran ayat
5-8 yaitu :
“Bisa jadi kita lemah semangat, diwaktu
melaksanakan tugas, sehingga kita diperlengkapi dengan shalat malam agar bias
mendatangkan kekuatan jiwa. shalat malam mengandung kekuatan untuk jiwa kita
untuk melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-larangan
al-Qur’an. Beginilah Allah mendidik Nabi sebagai Muballigh” .[5]
Walaupun penafsiran Ahmad Marzuki
Hasan menafsirkan al-Quran dengan dominasi pemikirannya namun ia tetap menuqil
dari riwayat-riwayat hadis maupun dari al-qur’an, seperti :
“Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, Rasulullah berkata,
“Shalat yang paling Allah SWT sukai adalah Shalat nabi Dawud, puasa yang paling
Allah SWT sukai jug puasa Dawud. Beliau puasa sehari dan tidak berpuasa pada
sehari berikutnya.Beliau tidur pada separuh malam pertama, lalu shalat pada
sepertiga malam berikutnya, lalu tidur lagi pada seperenam malam sisanya.Beliau
tidak lari (jika berjumpa dengan musuh)”.[6]
Bukan hanya riwayat-riwayat hadis saja tetapi Ahmad
marzuki juga menafsirkan ayat dengan ayat sebagaimana yang terdapat pada bab
“Kunci Menumbuhkan Kekuatan Jiwa” setelah menafsirkan ayat kelimah :
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًاsetelah
menafsiran makna قَوْلًا
ثَقِيلًا
lalu di lanjutkan dengan ayat yaitu :
“dan
bertahajjudlah pada sebagian malam sebagai tambahan bagimu Muhammad.
Mudah-mudahan tuhanmu memberikan kedudukan yang terpuji kepadamu” (Qs al-Isra
;79)”
2)
Metode
Metode buku tafsir ini adalah metode
tematik klasik. Metode tematik klasik adalah menafsirkan surah tertentu seperti
buku ini, juz tertentu atau memilih topik tertentu dalam surah tertentu. Dinamakan
klasik karena model metode tematik semacam ini umum dipakai dalam karya tafsir
klasik.[7]
Sedangkan penyajiannya bersifat global
3)
Kecenderungan Tafsir
Yang dimaksud dengan kecenderungan
disini adalah ruang dominan sebagai sudut pandang dari suatu karya tafsir. Misalnya
kecenderungan kebahasaan, teologi, sosial-kemasyarakatan, fikih dan seterusnya.[8]
Setelah mengamati buku tafsir ini,
penulis menemukan tentang kecenderungan mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Muzammil,
yakni lebih kepada bersifat teologis, pengertian teologis disini berbedah
dengan pemahaman parah mutakallimin yang berarti studi tentang ketuhanan,
tetapi makna teologis disini ialah lebih dipandang sebagai suatu disiplin
kajian yang membicarakan tentang persoalan hubungan manusia dengan tuhannya.
Pada buku ini Ahmad Marzuki menjelaskan tentang shalat malam dan keutamaanya
yang menunjukkan bahwa shalat malam sebagai penghubung untuk mendekatkan
seorang hamba kepada tuhannya.
Kecenderungan selanjutnya yang
ditemukan peneliti yaitu Nuansa Psikologis, pengertian nuansa psikologis yang
dimaksud ialah suatu nuansa tafsir yang analisisnya menekankan pada dimensi
psikologi manusia. Pada buku tafsir ini membahas tentang shalat malam sebagai
bekal seorang da’i untuk menguatkan mental seorang da’i dalam berdakwah
nantinya, nuansa psikologisnya terlihat ketika kita melihat judul buku ini dan
tema pada tiap-tiap babnya yang menunjukkan besarnya dominasi pembahasan
tentang jiwa dalam buku ini.
Kecenderungan selanjutnya ketika
membaca buku tafsir ini, penulis menemukan adanya semangat pergerakan setelah
membaca buku ini. Hal ini sangat terasa karena bahasa yang digunakan adalah
bahasa ceramah dan materinya berkaitan dengan usaha pembentukan mental para
da’I ketika turun ke medan dakwah sehingga timbul semangat pergerakan atau
semangat untuk turun tangan dalam menegakkan agama islam.
4.
Teknik Penulisan
Teknik penulisan tafsir adalah suatu
kerangka teknis yang digunakan penulis tafsir dalam menampilkan sebuah karya
tafsir. Teknik penulisan ini lebih terkait pada penulisan karya tafsir yang
lebih kepada teknis, bukan pada proses penafsiran yang bersifat metodologis.[9]
1)
Sistematika penyajian
tafsir
Adapun model penyajian tafsir pada kitab Shalat
Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil) yaitu menggunakan model
tematik klasik yaitu mengambil satu surah (surah al-muzammil) dengan topik
sebagaimana yang tercantum dalam surah yang di kaji, dalam kitab ini tema
dibagi kepada 9 tema besar yaitu :
a)
Latar belakang turunnya
surah al-Muzammil
b)
Shalat malam sumber
kekuatan, jiwa Tafsir ayat 1-4
c)
Kunci menumbuhkan kekuatan,
jiwa Tafsir ayat 5-8
d)
Menumbuhkan keberanian,
tafsir ayat 9
e)
Mendapatkan tiga kenikmatan
yang luar biasa
f)
Amunisi menghadapi
rintangan dakwah, Tafsir Ayat 10
g)
Janji pertolongan Allah,
Tafsir ayat 11-16
h)
Janji Allah mengangkat
Drajat Manusia, Tafsir ayat 17-19
i)
Petunjuk dan keringanan Shalat
Malam Tafsir ayat 20
2)
Bentuk Penyajian Tafsir
Bentuk penyajian tafsir dsini adalah suatu
bentuk uraian dalam penyajian tafsir yang di tempu mufassir Ahmad Marzuki dalam
menafsirkan al-qur’an, adapun bentuk penyajian tafsir yang digunakan oleh Ahmad
Marzuki hasan pada umumnya bentuk penyajiannya global yaitu penjelasannya yang
singkat dan terjemahan yang sederhana dan lebih menitihberatkan pada inti dan
maksud dari ayat-ayat al-Qur’an yang di kaji,Kemudian dapat di lihat dari model
analisis tafsir yang sederhana, ini karena sebagaimana yang peneliti telah
jelaskan sebelumnya bahwasanya buku ini berasal dari kumpulan cerama pengajian
pada suatu pelatihan, jadi sulit mengelak dari bentuk penyajian global.
Adapun penjelasannya yang agak rinci penjelasannya
yaitu hanya terdapat pada hal. 38 kajian kosakata pada makna kata وطئا dimana
Ahmad marzuki mengutip pengertian kata tersebut dari dua sumber pertama dari
ahli mufassir yang mengatakan bahwa kata وطئا artinya persesuaian, dan dari sumber lain yang
artinya tendangan kaki hal ini berdasarkan surah al-taubah ayat 120 disebutkan وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ dan tidak
menginjakkan kaki di suatu tempat untuk menjengkelkan orang kafir”, namun
sayangnya Ahmad Marzuki tidak menyebutkan sumber dari kedua riwayat tersebut.
3)
Gaya Bahasa Penulisan Tafsir
Ananlisis tentang bentuk gaya bahasa
penulisan di orientasikan untuk melihat bentuk bahasa yang dipakai dalam karya
tafsir ini. Hal yang urgen kita ketahui bahwa tafsir ini merupakan kumpulan
rekaman cerama yang kemudian di tuangkan kedalam sebuah buku dan tetap menjaga
keaslian gaya bahasa yang khas dari Ahmad Marzuki, ini menunjukan bahwa gaya
bahasa yang duganakan oleh Ahmad Marzuki ialah gaya bahasa penulisan popular
yaitu model gaya bahasa penulisan karya tafsir yang yang menempatkan bahasa
sebagai medium komunikas dengan karakter kebersahajaan. Itulang mengapa jika
membaca karya tafsir ini terasa ringan dan kalimatnya mudah dipahami.
5. Kelebihan dan keterbatasan Buku Shalat Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir
surah al-Muzammil)
Adapun kelebihan berdasakan hasil
pembacaan peneliti terhadap Buku Shalat
Malam Sumber Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil):
1)
Buku tafsir ini mudah
dipahami karena menggunakan gaya bahasa yang populer sesuai dengan konteks zaman
sekarang ini.
2)
Pembahasan shalat malam
dibawakan oleh orang yang aktifitasnya rajin shalat malam, sehingga memberikan
motivasi spiritual yang kuat. Sebagaimana halnya pembahasan tentang tilawah
al-qur’an yang dibawakan oleh hafizh al-qur’an yang yg kesehariannya sering
membaca al-qur’an tentu memberikan kesan yang mendalam.
Betapapun
halus atau objektifnya suatu penafsiran, tentu ia mengandung kekurangan. Adpun
kekurangan atau keterbatasan dalam penulisan buku ini yaitu:
1)
dikarenakan
mufassir mencoba menafsirkan apa yang ia baca sesuai dengan pemikirannya.Tanpa
mengutip penafsiran ayat-ayat surah al-muzammil dari Mufassir klasik.
2)
Pembahasannya
yang tidak dilakukan secara rinci dan tidak dibahas makna kosa kata yang
terkandung pada ayat-ayat surah al-Muzammil.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan
merujuk pada pembahasan diatas, pemakalah dapat memberi kesimpulan sebagai
berikut.
Ahmad Marzuki Hasan, dilahirkan di sinjai pada
tanggal 31 januari 1917 di sinjai. Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat
religius, disiplin, keras namun penuh kebijaksanaan dan kasi sayang. Ahmad
Marzuki juga di kenal sebagai sosok yang tekun dan ulet. Dia gemar membaca
literatur-Literatur Berbahasa Arab, terutama kitab-kitab Tafsir, Hadis, Fiqh,
Ushul Fiqh dan buku-buku Pengembangan pemikiran islam. sebagai seorang aktivis
Organisasi Pergerakan Beliau dikenal aktivis Muhammadiyah dan menjadi Ketua
Majlis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sulawesu Selatan, masyumi, dan
pejuang DI/TII.
Buku Shalat Malam Sumber
Kekuatan jiwa (tafsir surah al-Muzammil) Buku tafsir ini di sadur dari kajian
Tafsir pada acara Pelatihan Muballighin dan muballighat pondok Pesantren Darul
Istiqamah sinjai Sulawesi Selatan.
Secara garis besar, buku ini mengacu pada bentuk tafsir ra’yu
dengan penjelasan yang global. Sementara metode yang digunakan adalah tematik klasik
dan.
Daftar Pustaka
Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir
Indonesia. Yogyakarta: LKIS, 2013.
Howard M. Federspiel, Kajian
Al-Qur,an di Indonesia dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab, (Bandung:
Mizan,1996), hal.129
Siolah Nasir, Ulama Sulawesi
selatan Biografi Pendidikan dan Dakwah, Sul-sel: Komisi Informasi dan
komunikasi MUI 2007
Ahmad Marzuki Hasan, shalat Malam
Sumber Kekuatan Jiwa, cet:1, Jakarta: Darul Istiqamah Press, 2004
http://konstruksipelangi.wordpress.com/2012/06/06/kh-ahmad-marzuki-hasan-potret-pejuang-syariat-islam/
[1]Howard M. Federspiel, Kajian
Al-Qur,an di Indonesia dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab, (Bandung:
Mizan,1996), hal.129
[2]http://konstruksipelangi.wordpress.com/2012/06/06/kh-ahmad-marzuki-hasan-potret-pejuang-syariat-islam/Diakses
pada tanggal 10 Mei 2014
[3]Nasir Siolah, Ulama
Sulawesi selatan Biografi Pendidikan dan Dakwah, (Sul-sel: Komisi Informasi dan
komunikasi MUI 2007) h. 232
[4]Ahmad Marzuki Hasan, shalat
Malam Sumber Kekuatan Jiwa, (cet:1, Jakarta: Darul Istiqamah Press, 2004)
h.36
[5]Ahmad Marzuki Hasan, shalat
Malam Sumber Kekuatan Jiwa, (cet:1, Jakarta: Darul Istiqamah Press, 2004)
h.37-38
[6]Ahmad Marzuki Hasan, shalat
Malam Sumber Kekuatan Jiwa, (cet:1, Jakarta: Darul Istiqamah Press, 2004)
h.35
[7]Islah Gusmian, Khazanah
Tafsir Indonesia (Yogyakarta: LKIS, 2013), h. 131.
[8]Islah Gusmian, Khazanah
Tafsir Indonesia, (Yogyakarta: LKIS, 2013), h. 231.
[9]Islah Gusmian, Khazanah
Tafsir Indonesia (Yogyakarta: LKIS, 2013), h.122
Tidak ada komentar:
Posting Komentar