Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Jumat, 14 Februari 2014

contoh draf skripsi penelitian



DRAF PENELITIAN
Nama/ NIM        :
Jurusan/Prodi    : Tafsir Hadis/ Ilmu Hadis Khusus
Fakultas              : Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar
Judul Skripsi      : Siwak dalam Perspektif Hadis dan Aplikasinya “Kajian atas Fenomena di Kalangan Wahdah Islamiyah Makassar”
  1. Latar Belakang
Perkembangan penelitian keagamaan—termasuk hadis Nabi saw.—telah sampai pada tahapan di mana penelitian tidak hanya difokuskan kepada keotentikan hadis, kualitasnya, serta makna dan kandungan teksnya saja, tetapi penelitian dilebarkan wilayah kepada kajian sosial, budaya, dan kemasyarakatan. Dengan demikian penelitian teks keagamaan (baca: hadis Nabi) disinkronkan dengan praktek dan pengamalan masyarakat. Penelitian semacam inilah yang dikenal dengan “living hadis” atau “living sunnah”.[1]

Tradisi living sunnah yang berusaha dikembangkan merupakan konsekuensi dari pengalaman hadis di masa awal yang tidak terpisahkan dari praktek dan pengamalan yang hidup antara Nabi saw. sendiri bersama para sahabatnya. Living sunnah dimaksudkan untuk menghidupkan kembali tradisi kehidupan Nabi dan muslim awal tersebut di dalam kehidupan masyarakat kontemporer. Demikian wacana yang diperkenalkan oleh Fazlur Rahman.[2]
Perkembangan kehidupan masyarakat merupakan tuntutan untuk membawa teks-teks hadis Nabi tidak hanya berada pada tataran pemaknaan teks saja, melainkan dibawa kepada tataran kontekstualnya di masyarakat. Melalui proses demikian, diharapkan lahir, tidak hanya wacana baru dalam kajian hadis, tetapi diperoleh gambaran fenomena pengamalan hadis, yang diamati, dicermati, dianalisis. Semuanya diarahkan untuk meng’hidup’kan tradisi (sunnah) Nabi saw. sebagaimana halnya pada masa Nabi saw. dan para sahabatnya.
Penelitian ini bermaksud membahas sebuah tema tentang siwak dalam sunnah Nabi saw. dan pengamalannya di Komunitas Wahdah Islamiyah Makassar.
Anjuran bersiwak sangat jelas dalam hadis-hadis Nabi saw. yang tidak lagi diperdebatkan ke-s}ah}ih}-annya, dengan demikian kehujjahannya tidak lagi diperdebatkan. Misalnya sebuah hadis standar dari al-Ima>m Ma>lik:
حدثني عن مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك[3]
Artinya:
Dari Malik dari Abu Zina>d dari al-A'raj dari Abu> Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Sekiranya tidak menyulitkan umatku maka pasti saya akan perintahkan kepada mereka untuk bersiwak”.
Hadis di atas disepakati mayoritas ulama sebagai dasar argumen diperintahkannya bersiwak oleh Nabi saw. Meski sebagian yang lain masih memperdebatkan redaksi hadis tersebut yang menunjukkan sebaliknya. Hal tersebut dipahami dari redaksi "لو لا أن أشق". Tetapi yang memahami hadis tersebut sebagai anjuran Nabi saw. Memahami redaksi tersebut tidak dalam pengertian meniadakan anjuran bersiwak, melainkan hanya sebagai ungkapan tambahan saja, dan bisa saja untuk menunjukkan fleksibilitas perintah ini kepada umatnya, mengingat perintah bersiwak merupakan ibadah khusus kepada Nabi saw.
Tidak hanya persoalan wajib, sunnah, atau status hukum siwak yang dipertentangkan, tetapi hadis-hadis tentang siwak juga diperdebatkan dalam soal pemahaman dan terlebih lagi dalam pengamalannya. Karena pada kenyataannya, hadis-hadis tentang siwak cukup beragam dalam redaksinya, terutama perbedaan dalam waktu dan situasi yang dikehendaki Nabi saw. untuk mengaplikasikannya. Selain hadis dari al-Ima>m Ma>lik tadi, berikut ini beberapa hadis yang membuktikan perbedaan redaksi tersebut:
1.   حدثني عن مالك عن ابن شهاب عن حميد بن عبد الرحمن بن عوف عن أبي هريرة أنه قال لولا أن يشق على أمته لأمرهم بالسواك مع كل وضوء[4].
2.   حدثنا عبد الله بن يوسف قال أخبرنا مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لولا أن أشق على أمتي أو على الناس لأمرتهم بالسواك مع كل صلاة[5].
3.   حدثنا إبراهيم بن موسى أخبرنا عيسى بن يونس حدثنا محمد بن إسحق عن محمد بن إبراهيم التيمي عن أبي سلمة بن عبد الرحمن عن زيد بن خالد الجهني قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة.[6].
Hadis-hadis ini menjadi dasar pengamalan yang beragam di kalangan umat. Beragam ekspresi ditunjukkan masyarakat sebagai wujud pemahaman hadis-hadis di atas. Sehingga terlihat ada yang mengamalkannya setiap hendak berwudhu, ada yang melakukannya sebelum shalat tanpa melihat shalat wajib atau sunnah, dan bahkan ada yang melakukannya setiap hendak melakukan ibadah umum seperti hendak membaca al-Qur’an. Semuanya tidak terlepas dari redaksi hadis yang memang sangat terbuka untuk dipahami beragam.
Fenomena pengamalan siwak di masyarakat tersebut yang kemudian akan menjadi fokus penelitian ini. Dengan mengambil Wahdah Islamiyah Makassar—sebagaimana telah disinggung sebelumnya—sebagai objek penelitian.  Hal ini dengan pertimbangan dasar yang sederhana bahwa Komunitas Wahdah Islamiyah merupakan salah satu komunitas yang dikenal dan terkesan memiliki komitmen tinggi dalam pengamalan sunnah Nabi saw. di Kota Makassar.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka dirumuskan beberapa poin permasalahan berikut, sebagai alur pembahasan penelitian ini, yaitu:
1.      Bagaimana kualitas dan kehujjahan hadis-hadis siwak?
2.      Bagaimana keragaman pemahaman dan pengamalan seputar hadis siwak di masyarakat Muslim?
3.      Bagaimana warga Wahdah Islamiyah mengamalkan sunnah Nabi saw. terkait siwak?

C.   Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
Judul penelitian ini adalah ”Siwak dalam Perspektif Hadis dan Aplikasinya; Kajian atas Fenomena di Kalangan Wahdah Islamiyah Makassar”. Dan untuk menghindari adanya kesalah pahaman terhadap judul penelitian ini, maka berikut ini dikemukakan beberapa pengertian dari term-term yang digunakan:
Siwak adalah salah satu term dalam hadis Nabi saw. yang terkait dengan membersihkan gigi dan rongga mulut dengan alat tertentu, sebagaimana diamalkan oleh Nabi saw. sendiri. Siwak adalah metode khusus dengan kayu kecil untuk membersihkan gigi dalam waktu tertentu yang mengandung nilai religi sekaligus medis.
Perspektif Hadis memberi makna bahwa penelitian ini akan diawali dengan kajian tentang bagaimana siwak ini dipahami secara ideal berdasarkan petunjuk redaksi hadis. Bagaimana hadis-hadis tersebut dapat diperpegangi serta bagaimana pemahaman idealnya.
Aplikasi secara sederhana dimaknai penerpan[7] atau pengamalan. Dalam kajian ini, hadis-hadis terkait siwak tidak hanya dicari pemahaman idealnya melainkan sekaligus bersamaan dengan metode pengamalan hadis tersebut, bagaimana anjuran Nabi saw. Tersebut seharusnya diamalkan berdasarkan pengamalan ideal Nabi saw. sendiri.
Fenomena dalam pengertiannya adalah penamkakan realitas dalam kesadaran manusaia; suatu fakta dan gejala-gejala[8]. Dalam hal ini berarti gejala yang timbul di tengah masyarakat terkait dengan konsep tertentu. Bagaimana masyarakat menanggapi data dan fakta yang menuntut untuk mengamalkan atau menghindari sesuatu. Gejala kemasyarakatan yang berlangsung tidak hanya dalam tempo singkat melainkan sudah menjadi tradisi dan kebiasaan yang berlangsung dalam kurun yang lama yang menunjukkan bahwa gejala tersebut adalah hasil pemikiran dan kesepakatan sosial.
Wahdah Islamiyah Makassar adalah salah satu komunitas Islam yang terhitung sebagai Komunitas dengan mazhab dan pola pikir tersendiri, yang memusatkan organisasi dan gerakannya di Antang, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari gambaran di atas, maka ruang lingkup penelitian ini pada dasarnya bermaksud mengkaji konsep ideal tentang siwak dalam hadis Nabi saw., tentang pemahaman dan pengamalannya berdasarkan pengamalan ideal Nabi saw. yang kemudian dikonfrontir dengan fenomena pengamalannya di masyarakat, terkhusus pada Komunitas Wahdah Islamiyah Makassar dengan beberapa jama’ah sebagai objek penelitian.
D.  Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitan ini dimaksudkan untuk beberapa hal berikut:
1.      Untuk mendapatkan secara utuh tentang kualitas sanad dan matan dari hadis-hadis terkait siwak.
2.      Untuk menjelaskan bagaimana keragaman pemahaman dan pengamalan masyarakat Muslim terhadap hadis-hadis Nabi saw. terkait siwak.
3.      Untuk memberikan gambaran bagaimana salah satu konsep hadis nabi saw. dihidupkan di tengah-tengah masyarakat khususnya di tengah komunitas Wahdah Islamiyah.
4.      Mengaplikasikan dan mengembangkan salah satu konsep kajian hadis yang terhitung baru, yaitu konsep Living Sunnah, mengamati fenomena atau gejala keberagamaan masyarakat terkait pengaplikasian hadis dalam kehidupan masyarakat.
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:
1.      Sebagai bahan informasi bagi umat Islam lainnya, dari semua kalangan, terutama para peneliti dan pengkaji Islam atas fenomena keberislaman masyarakat khususnya di Makassar.
2.      Untuk menjadi bahan kajian selanjutnya, jika ditemukan hal-hal penting lainnya yang dirasa perlu untuk dikembangkan, diuji atau dipertegas kembali terkait penelitian ini.
E.   Tinjauan Pustaka
Kajian tentang siwak bukanlah hal yang asing dan baru dalam kajian keislaman. Pembahasannya tersebar di berbagai jenis buku, tidak hanya buku hadis, tetapi juga buku-buku fiqh. Namun kajian dalam format Living Sunnah, penelitian seputar siwak belum ditemukan, dan ditambah lagi penelitian ini mengambil satu objek tertentu yaitu Komunitas Wahdah Islamiyah.
            Secara teoretis, penelitian seputar siwak murni berasal dari kajian langsung terhadap hadis-hadis Nabi saw. yang ditakhrij dan dikaji sanad dan matannya kemudian dipahami berdasarkan kaidah ilmu Ma’a>ni al-Hadis.
F.   Metodologi Penelitian
1.      Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berusaha mendeskripsikan bentuk pengamalan yang berangkat dari hasil pemahaman atas sebuah konsep dari hadis Nabi saw. Diawali dengan penelitian dari data-data kepustakaan terkait hadis-hadis siwak dari kitab-kitab standar, penelitian kemudian diarahkan ke lapangan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana perbandingan antara redaksi dan konsep hadis sendiri dan bentuk pengamalan di masyarakat.
2.      Metode pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ma‘a>ni al-hadi>s\, salah satu cabang kajian hadis yang menyentuh hadis dari segi pemahamannya, baik itu tekstual, kontekstual, maupun intertekstual. Namun, metode ini tidak diterapkan sempurna sebagaimana halnya dalam kajian maud}u>’i>, melainkan secukupnya untuk memperoleh gambaran sederhana tentang bagaimana hadis-hadis tersebut dipahami secara umum.
Pendekatan selanjutnya adalah pendekatan sosial. Layaknya penelitian lapangan, kajian ini akan melihat rangkaian-rangkaian dan bentuk ekspresi masyarakat yang menghidupkan konsep keagamaan secara komunal maupun pribadi dalam kehidupan berjamaah. Di mana komunitas ini terbentuk dalam ikatan mazhab dan ideologi yang juga patut dikaji dalam hubungannya dengan penelitian hadis. Khususnya Living Hadis atau Living Sunnah.
3.      Teknik pengumpulan
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka-lapangan yang menganalisis data yang bersifat kualitatif. Untuk data pustaka, data dilakukan dengan mengumpulkan hadis-hadis terkait siwak dari al-Kutub al-Sittah, kemudian dikaji sanad dan matannya dengan buku-buku biografi dan buku ilmu hadis lainnya.
Untuk data lapangan, dalam rangka mendapatkan data atau informasi yang akurat dalam penulisan ini, maka dala hal ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut:
a.       Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[9] Sedangkan Hadari Nawawi mengemukakan: ”Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan yang memiliki karakteristik tertentu”.[10]
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi tidak lain adalah keseluruhan individu yang akan menjadi objek penelitian. Sehubungan dengan itu, maka populasi dalam penelitian ini adalah Jama’ah yang tergabung dalam Komunitas Wahdah Islamiyah yang bermarkas di Antang Makassar. 
b.       Sampel
Dalam kegiatan penelitian sampel menduduki posisi sentral, karena pada sample inilah diperoleh data tentang variabel yang diteliti. Menurut Sugiono: “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”.[11]
Lalu data lapangan dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik, di antaranya:
1)      Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung di lapangan.
2)      Angket, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan respon dan diminta kesediaannya untuk memberikan jawaban atau keterangan secara langsung dan terbuka.
3)      Wawancara, yaitu cara pengolahan data dengan mengadakan wawancara oleh peneliti kepada informan yang dianggap kompeten memberikan informasi.
4)      Dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku dan lain-lain.
4.      Analisis Data
Pengolahan data yang digunakan adalah data kualitatif, yakni mengumpulkan data sebanyak-banyaknya kemudian dipilih mana data yang primer dan yang sekunder. Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh dan dicatat langsung, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak diusahakan sendiri oleh peneliti.
G.   Garis Besar Isi
BAB I PENDAHULUAN                   
A.     Latar Belakang                  
B.     Rumusan Masalah 
C.     Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
D.     Metode Penelitian             
E.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian              
F.      Garis Besar Isi                   
BAB II STUDI LIVING HADIS
A.     Makna Living hadis
B.     Sejarah Metode Living Hadis
C.     Sistematika Aplikasi Living Hadis
BAB III TAKHRIJ HADIS SIWAK, KRITIK SANAD DAN MATAN, SERTA PEMAKNAANNYA.
A.     Takhrij hadis tentang Siwak
B.     Kritik Sanad dan Matan Hadis Siwak
C.     Makna dan Aplikasi Siwak menurut Hadis Nabi saw.
BAB IV FENOMENA PENGAMALAN SIWAK DI KOMUNITAS WAHDAH ISLAMIYAH
A.     Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B.     Ragam pengamalan Siwak di Komunitas Wahdah Islamiyah
C.     Perbandingan Pengamalan Siwak dalam hadis Nabi saw. dan Pengamalan di Wahdah Islamiyah
BAB V PENUTUP                        
A.     Kesimpulan                       
B.     Implikasi Penelitian                      
DAFTAR PUSTAKA       






DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan terjemahannya
Ahmad, Arifuddin. Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi; Refleksi Pemikiran Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail. Jakarta. Renaisan. 2005. cet. I
Al-Idlibi>, S{alah} al-Di>n ibn Ahmad. Manhaj Naqd al-Matan 'Inda Ulama' al-Hadits al-Nabawi, terj. Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, Metodologi Kritik Matan Hadis. Ciputat. Gaya Media Pratama. 2004.
Agus Purnomo, Living Sunnah; Studi Konstruksi Sosial Ulama’ Ponorogo Tentang  Hadis Ritual ‘Aqiqah dalam DialogiaJurnal Studi Islam dan Sosial, vol. 7. No. 1 Januari. 2009.
Al-As}ba>ni>, Ma>lik bin Anas bin Ma>lik bin Abi> A<mir. al-Muwat}t}a'. Beirut: Da>r al-Fikr. 1989.
Al-‘Asqala>ni>, Ah}mad bin ‘Ali> bin H{ajar. Fath} al-Ba>ri> Syarh} S{ah}i>h} al-Bukha>ri>. Riya>d}: Da}r al-Salam. 2000.
Al-Bukha>ri>, Abu> ‘Abdullah Muh}ammad bin Isma>‘i>l. S{ah}i>h} al-Bukha>ri>. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah. 1992.
H{anbal, Ah}mad bin Muh}ammad. al Musnad. Riya>d}: Maktabah al-Tura>s\ al-Isla>mi>. 1994.
Hasballah, Ali. Ushul al-Tasyri' al-Islamy. Kairo.  al-maktabah al-'Ilmiah. 1982.
Hujair AH. Sanaky, Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Sunnah Dan Hadis; Kajian Buku Islamic Methodology In History, dalam Jurnal al-Mawarid edisi XVI tahun. 2006.
Al-Khat}i>b, Muh}ammad ‘Ajja>j. Us}u>l al-Hadi>s\; ‘Ulumuhu> wa Mus}t}alah}uhu>. Beirut: Da>r al-Fikr. 1989.
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis. Jakarta. Amzah. 2008.
Al-Muba>rakfu>ri>, Abu> ‘Ula Muh}ammad ‘Abd al-Rah}ma>n Ibn ‘Abd al-Rah}i>m. Tuh}fat al-Ahwaz}i> bi Syarh} Ja>mi’ al-Turmuz\i>. Beirut: Da>r al-Fikr, 1995.
Al-Munawar, Said Agil Husain. Al Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Ciputat: Ciputat Press. 2005.
Al-Naisa>bu>ri>, Abu> H{usain Muslim bin al H{ajja>j al-Qusyairi>. S{ah}i>h} Muslim.  Riya>d}: Da>r ‘Ala>m al-Kutub. 1996.
Al-Nasa>’i>, Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad bin Syu‘ai>b. Sunan al-Nasa>’i>. Beirut: Da>r al-Kutub al ‘Ilmiah. 1991.
Al-Nawawi>. S}ah}i>h} Muslim bi Syarh} al-Nawawi>. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah. 2000.
Sa>biq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Kairo: Da>r al-S|aqa>fah al-Isla>miyah, [t.t].
Saurah, Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa>. Sunan al-Turmuz\i>. Beirut: Da>r al-Fikr. 1994.
Al-Sajasta>ni>, Abu> Da>wud Sulaima>n bin Asy’as\. Sunan Abi> Da>wud. Suriah: Da>r al-H{adi>s\, [t.t].
Al-T{ah}h}an, Mah}mud. Taisi>r Mus}t}alah} al-Hadi>s\. Riya>d}: Maktabah al-Ma'a>rif. 1987.
Tim Pusaka Agung Harapan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Pusaka Agung Harapan. t.th
Wensick, Arnold John. A Hand Book of Early Muhammadan Tradition. Diterjemahkan oleh Muhammad Fu’a>d ‘Abd al-Ba>qi>, Mifta>h} Kunu>z al-Sunnah. Lahore: Suhayl Akademi. 1971.
Zakaria>, Abu> H{usain Ah}mad bin Fa>ris. Mu’jam Maqa>yi>s al-Lugah. Al-Iskandariah: Da>r al-Fikr. 1970.
Al-Zuh}aili>, Wah}bah. Fiqh al-Isla>m wa Adillatuhu. Beirut: Da>r al-Fikr. 1997.




[1]Agus Purnomo, Living Sunnah; Studi Konstruksi Sosial Ulama’ Ponorogo Tentang  Hadis Ritual ‘Aqiqah dalam DialogiaJurnal Studi Islam dan Sosial, vol. VII (t.t., 2009), h. 18.
[2]Hujair AH. Sanaky, Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Sunnah dan Hadis; Kajian Buku Islamic Methodology In History, dalam Jurnal al-Mawarid edisi XVI (t.t, 2006), h. 258. 
[3]Ma>lik bin Anas bin Ma>lik bin Abi> A<mir al-As}bani, al-Muwattha' ; Ba>b Ma> Ja>'a fi al-Siwa>k (Cet. II; Beirut: Da>r al-Fikr, 1989), h. 43.
[4]Al-Ima>m Ma>lik, al-Muwat}t}a' : Kita>b al-T{aha>rah (Beirut: Da>r al-Kutub al-'Ilmiah, [t.t.]), jil. I hal. 43.
[5]Al-Bukha>ri>, op. cit., jilid. III, h. 405.
[6]Abu> Husain Muslim bin al H{ajja>j al-Qusyairi> al-Naisa>bu>ri>, S{ah}i>h} Muslim; jilid II (Riya>d}: Da>r ‘Ala>m al-Kutub, 1996), h. 59; Abu> Da>wud Sulaima>n bin Asy’as\ al-Sajasta>ni>, Sunan Abi> Da>wud; jilid I (Suriah: Da>r al-H{adi>s\, t.th), h. 69; Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa> bin Saurah, Sunan al-Turmuz\i>: jilid I, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 41-42; ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad bin Syu‘aib al-Nasa>’i, Sunan al Nasa>’i; jilid I (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah, 1991), h. 15; Ah{mad bin Muh}ammad bin H{anbal, al Musnad; Musnad ‘Ali> bin Abi> T{a>lib, jilid II (Riya>d}: Maktabah al-Tura>s\ al-Isla>mi>, 1994), h. 79, 472.
[7]Tim Pusaka Agung Harapan, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Pusaka Agung Harapan, t.th), h. 41.
[8]Ibid. h. 156.
[9]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Cet. IV; Jakarta, Rineka Cipta,1992), h. 108.
[10]Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Cet. VI; Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993), h. 141.
[11]Sugiono, Metode Penelitian Administrasi (Cet. VII; Bandung: Alfa Beta, 2005). h. 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar