DRAF PENELITIAN
Nama/ NIM :
Jurusan/Prodi : Tafsir Hadis/ Ilmu Hadis Khusus
Fakultas : Ushuluddin, Filsafat dan Politik
UIN Alauddin Makassar
Judul Skripsi : Siwak dalam Perspektif Hadis dan Aplikasinya “Kajian atas Fenomena di Kalangan Wahdah Islamiyah Makassar”
- Latar Belakang
Perkembangan penelitian keagamaan—termasuk
hadis Nabi saw.—telah sampai pada tahapan di mana penelitian tidak hanya
difokuskan kepada keotentikan hadis, kualitasnya, serta makna dan kandungan
teksnya saja, tetapi penelitian dilebarkan wilayah kepada kajian sosial,
budaya, dan kemasyarakatan. Dengan demikian penelitian teks keagamaan (baca:
hadis Nabi) disinkronkan dengan praktek dan pengamalan masyarakat. Penelitian
semacam inilah yang dikenal dengan “living hadis” atau “living sunnah”.[1]
Tradisi living sunnah yang
berusaha dikembangkan merupakan konsekuensi dari pengalaman hadis di masa awal
yang tidak terpisahkan dari praktek dan pengamalan yang hidup antara Nabi saw.
sendiri bersama para sahabatnya. Living sunnah dimaksudkan untuk menghidupkan
kembali tradisi kehidupan Nabi dan muslim awal tersebut di dalam kehidupan
masyarakat kontemporer. Demikian wacana yang diperkenalkan oleh Fazlur Rahman.[2]
Perkembangan kehidupan masyarakat
merupakan tuntutan untuk membawa teks-teks hadis Nabi tidak hanya berada pada
tataran pemaknaan teks saja, melainkan dibawa kepada tataran kontekstualnya di
masyarakat. Melalui proses demikian, diharapkan lahir, tidak hanya wacana baru
dalam kajian hadis, tetapi diperoleh gambaran fenomena pengamalan hadis, yang
diamati, dicermati, dianalisis. Semuanya diarahkan untuk meng’hidup’kan tradisi
(sunnah) Nabi saw. sebagaimana halnya pada masa Nabi saw. dan para sahabatnya.
Penelitian ini bermaksud membahas
sebuah tema tentang siwak dalam sunnah Nabi saw. dan pengamalannya di Komunitas Wahdah Islamiyah Makassar.
Anjuran bersiwak sangat jelas
dalam hadis-hadis Nabi saw. yang tidak lagi diperdebatkan ke-s}ah}ih}-annya,
dengan demikian kehujjahannya tidak lagi diperdebatkan. Misalnya sebuah hadis
standar dari al-Ima>m Ma>lik:
حدثني عن مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة أن رسول
الله صلى الله عليه وسلم قال لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك[3]
Artinya:
Dari Malik dari Abu
Zina>d dari al-A'raj dari Abu> Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda: “Sekiranya tidak menyulitkan umatku maka pasti saya akan perintahkan
kepada mereka untuk bersiwak”.
Hadis di atas disepakati mayoritas ulama sebagai dasar
argumen diperintahkannya bersiwak oleh Nabi saw. Meski sebagian yang lain masih
memperdebatkan redaksi hadis tersebut yang menunjukkan sebaliknya. Hal tersebut
dipahami dari redaksi "لو
لا أن أشق". Tetapi yang memahami hadis tersebut sebagai anjuran Nabi saw.
Memahami redaksi tersebut tidak dalam pengertian meniadakan anjuran bersiwak,
melainkan hanya sebagai ungkapan tambahan saja, dan bisa saja untuk menunjukkan
fleksibilitas perintah ini kepada umatnya, mengingat perintah bersiwak
merupakan ibadah khusus kepada Nabi saw.
Tidak hanya persoalan wajib, sunnah, atau status hukum
siwak yang dipertentangkan, tetapi hadis-hadis tentang siwak juga diperdebatkan
dalam soal pemahaman dan terlebih lagi dalam pengamalannya. Karena pada
kenyataannya, hadis-hadis tentang siwak cukup beragam dalam redaksinya,
terutama perbedaan dalam waktu dan situasi yang dikehendaki Nabi saw. untuk
mengaplikasikannya. Selain hadis dari al-Ima>m Ma>lik tadi, berikut ini
beberapa hadis yang membuktikan perbedaan redaksi tersebut:
1.
حدثني عن مالك عن ابن شهاب عن حميد
بن عبد الرحمن بن عوف عن أبي هريرة أنه قال لولا أن يشق على أمته لأمرهم بالسواك مع
كل وضوء[4].
2.
حدثنا عبد الله بن يوسف قال أخبرنا
مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله
عليه وسلم قال لولا أن أشق على أمتي أو على الناس لأمرتهم بالسواك مع كل صلاة[5].
3.
حدثنا إبراهيم بن موسى أخبرنا عيسى
بن يونس حدثنا محمد بن إسحق عن محمد بن إبراهيم التيمي عن أبي سلمة بن عبد الرحمن
عن زيد بن خالد الجهني قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لولا أن أشق
على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة.[6].
Hadis-hadis ini menjadi dasar pengamalan yang beragam
di kalangan umat. Beragam ekspresi ditunjukkan masyarakat sebagai wujud
pemahaman hadis-hadis di atas. Sehingga terlihat ada yang mengamalkannya setiap
hendak berwudhu, ada yang melakukannya sebelum shalat tanpa melihat shalat
wajib atau sunnah, dan bahkan ada yang melakukannya setiap hendak melakukan
ibadah umum seperti hendak membaca al-Qur’an. Semuanya tidak terlepas dari
redaksi hadis yang memang sangat terbuka untuk dipahami beragam.
Fenomena pengamalan siwak di masyarakat tersebut yang
kemudian akan menjadi fokus penelitian ini. Dengan mengambil Wahdah Islamiyah Makassar—sebagaimana
telah disinggung sebelumnya—sebagai objek penelitian. Hal ini dengan pertimbangan dasar yang
sederhana bahwa Komunitas Wahdah Islamiyah merupakan salah satu komunitas yang
dikenal dan terkesan memiliki komitmen tinggi dalam pengamalan sunnah Nabi saw.
di Kota Makassar.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut di
atas, maka dirumuskan beberapa poin permasalahan berikut, sebagai alur
pembahasan penelitian ini, yaitu:
1.
Bagaimana kualitas dan
kehujjahan hadis-hadis siwak?
2.
Bagaimana keragaman pemahaman
dan pengamalan seputar hadis siwak di masyarakat Muslim?
3.
Bagaimana warga Wahdah
Islamiyah mengamalkan sunnah Nabi saw. terkait siwak?
C.
Definisi Operasional dan Ruang
Lingkup Penelitian
Judul
penelitian ini adalah ”Siwak dalam Perspektif Hadis dan Aplikasinya; Kajian
atas Fenomena di Kalangan Wahdah Islamiyah Makassar”. Dan untuk menghindari adanya kesalah pahaman
terhadap judul penelitian ini, maka berikut ini dikemukakan beberapa pengertian
dari term-term yang digunakan:
Siwak adalah salah satu term
dalam hadis Nabi saw. yang terkait dengan membersihkan gigi dan rongga mulut
dengan alat tertentu, sebagaimana diamalkan oleh Nabi saw. sendiri. Siwak
adalah metode khusus dengan kayu kecil untuk membersihkan gigi dalam waktu
tertentu yang mengandung nilai religi sekaligus medis.
Perspektif
Hadis memberi makna bahwa penelitian ini akan diawali dengan kajian tentang
bagaimana siwak ini dipahami secara ideal berdasarkan petunjuk redaksi hadis. Bagaimana
hadis-hadis tersebut dapat diperpegangi serta bagaimana pemahaman idealnya.
Aplikasi
secara sederhana dimaknai penerpan[7] atau pengamalan. Dalam
kajian ini, hadis-hadis terkait siwak tidak hanya dicari pemahaman idealnya
melainkan sekaligus bersamaan dengan metode pengamalan hadis tersebut,
bagaimana anjuran Nabi saw. Tersebut seharusnya diamalkan berdasarkan
pengamalan ideal Nabi saw. sendiri.
Fenomena dalam
pengertiannya adalah penamkakan realitas dalam kesadaran manusaia; suatu fakta
dan gejala-gejala[8].
Dalam hal ini berarti gejala yang timbul di tengah masyarakat terkait dengan
konsep tertentu. Bagaimana masyarakat menanggapi data dan fakta yang menuntut
untuk mengamalkan atau menghindari sesuatu. Gejala kemasyarakatan yang
berlangsung tidak hanya dalam tempo singkat melainkan sudah menjadi tradisi dan
kebiasaan yang berlangsung dalam kurun yang lama yang menunjukkan bahwa gejala
tersebut adalah hasil pemikiran dan kesepakatan sosial.
Wahdah
Islamiyah Makassar adalah salah satu komunitas Islam yang terhitung sebagai
Komunitas dengan mazhab dan pola pikir tersendiri, yang memusatkan organisasi
dan gerakannya di Antang, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari
gambaran di atas, maka ruang
lingkup penelitian ini pada dasarnya bermaksud mengkaji konsep ideal tentang siwak dalam hadis
Nabi saw., tentang pemahaman dan pengamalannya berdasarkan pengamalan ideal
Nabi saw. yang kemudian dikonfrontir dengan fenomena pengamalannya di
masyarakat, terkhusus pada Komunitas Wahdah Islamiyah Makassar dengan beberapa
jama’ah sebagai objek penelitian.
D.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitan ini dimaksudkan
untuk beberapa hal berikut:
1.
Untuk mendapatkan secara
utuh tentang kualitas sanad dan matan dari hadis-hadis terkait siwak.
2.
Untuk menjelaskan bagaimana
keragaman pemahaman dan pengamalan masyarakat Muslim terhadap hadis-hadis Nabi
saw. terkait siwak.
3.
Untuk memberikan gambaran
bagaimana salah satu konsep hadis nabi saw. dihidupkan di tengah-tengah
masyarakat khususnya di tengah komunitas Wahdah Islamiyah.
4.
Mengaplikasikan dan
mengembangkan salah satu konsep kajian hadis yang terhitung baru, yaitu konsep
Living Sunnah, mengamati fenomena atau gejala keberagamaan masyarakat terkait
pengaplikasian hadis dalam kehidupan masyarakat.
Sedangkan kegunaan
penelitian ini adalah:
1.
Sebagai bahan informasi
bagi umat Islam lainnya, dari semua kalangan, terutama para peneliti dan
pengkaji Islam atas fenomena keberislaman masyarakat khususnya di Makassar.
2.
Untuk menjadi bahan kajian
selanjutnya, jika ditemukan hal-hal penting lainnya yang dirasa perlu untuk
dikembangkan, diuji atau dipertegas kembali terkait penelitian ini.
E.
Tinjauan Pustaka
Kajian
tentang siwak bukanlah hal yang asing dan baru dalam kajian keislaman.
Pembahasannya tersebar di berbagai jenis buku, tidak hanya buku hadis, tetapi
juga buku-buku fiqh. Namun kajian dalam format Living Sunnah, penelitian
seputar siwak belum ditemukan, dan ditambah lagi penelitian ini mengambil satu
objek tertentu yaitu Komunitas Wahdah Islamiyah.
Secara teoretis, penelitian seputar siwak murni berasal
dari kajian langsung terhadap hadis-hadis Nabi saw. yang ditakhrij dan dikaji
sanad dan matannya kemudian dipahami berdasarkan kaidah ilmu Ma’a>ni
al-Hadis.
F.
Metodologi Penelitian
1.
Jenis penelitian
Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif yang berusaha mendeskripsikan bentuk
pengamalan yang berangkat dari hasil pemahaman atas sebuah konsep dari hadis Nabi
saw. Diawali dengan penelitian dari data-data kepustakaan terkait hadis-hadis
siwak dari kitab-kitab standar, penelitian kemudian diarahkan ke lapangan untuk
mendapatkan informasi tentang bagaimana perbandingan antara redaksi dan konsep
hadis sendiri dan bentuk pengamalan di masyarakat.
2.
Metode pendekatan
Metode
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ma‘a>ni
al-hadi>s\, salah satu cabang kajian hadis yang menyentuh hadis dari
segi pemahamannya, baik itu tekstual, kontekstual, maupun intertekstual. Namun,
metode ini tidak diterapkan sempurna sebagaimana halnya dalam kajian
maud}u>’i>, melainkan secukupnya untuk memperoleh gambaran sederhana
tentang bagaimana hadis-hadis tersebut dipahami secara umum.
Pendekatan
selanjutnya adalah pendekatan sosial. Layaknya penelitian lapangan, kajian ini
akan melihat rangkaian-rangkaian dan bentuk ekspresi masyarakat yang
menghidupkan konsep keagamaan secara komunal maupun pribadi dalam kehidupan
berjamaah. Di mana komunitas ini terbentuk dalam ikatan mazhab dan ideologi
yang juga patut dikaji dalam hubungannya dengan penelitian hadis. Khususnya
Living Hadis atau Living Sunnah.
3.
Teknik pengumpulan
Jenis penelitian ini adalah
penelitian pustaka-lapangan yang menganalisis data yang bersifat kualitatif. Untuk
data pustaka, data dilakukan dengan mengumpulkan hadis-hadis terkait siwak dari
al-Kutub al-Sittah, kemudian dikaji sanad dan matannya dengan buku-buku
biografi dan buku ilmu hadis lainnya.
Untuk data lapangan, dalam rangka
mendapatkan data atau informasi yang akurat dalam penulisan ini, maka dala hal
ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut:
a.
Populasi
Menurut
Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[9] Sedangkan Hadari Nawawi
mengemukakan: ”Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan yang memiliki karakteristik tertentu”.[10]
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi tidak lain adalah
keseluruhan individu yang akan menjadi objek penelitian. Sehubungan dengan itu,
maka populasi dalam penelitian ini adalah Jama’ah yang tergabung dalam
Komunitas Wahdah Islamiyah yang bermarkas di Antang Makassar.
b.
Sampel
Dalam kegiatan penelitian sampel
menduduki posisi sentral, karena pada sample inilah diperoleh data tentang
variabel yang diteliti. Menurut Sugiono: “Sampel adalah bagian dari populasi
yang diambil melalui cara-cara tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa
mewakili populasi”.[11]
Lalu data
lapangan dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik, di antaranya:
1)
Observasi, yaitu suatu
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
langsung di lapangan.
2)
Angket, yaitu suatu cara
pengumpulan data dengan memberikan respon dan diminta kesediaannya untuk
memberikan jawaban atau keterangan secara langsung dan terbuka.
3)
Wawancara, yaitu cara
pengolahan data dengan mengadakan wawancara oleh peneliti kepada informan yang
dianggap kompeten memberikan informasi.
4)
Dokumentasi, yaitu suatu
teknik pengumpulan data dengan mencari hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku dan lain-lain.
4.
Analisis Data
Pengolahan data yang digunakan adalah data kualitatif, yakni mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya kemudian dipilih mana data yang primer dan yang sekunder.
Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh dan dicatat
langsung, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak diusahakan sendiri
oleh peneliti.
G.
Garis Besar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
D.
Metode Penelitian
E.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
F.
Garis Besar Isi
BAB II STUDI LIVING HADIS
A.
Makna Living hadis
B.
Sejarah Metode Living Hadis
C.
Sistematika Aplikasi Living Hadis
BAB III TAKHRIJ HADIS SIWAK,
KRITIK SANAD DAN MATAN, SERTA PEMAKNAANNYA.
A. Takhrij hadis tentang Siwak
B. Kritik Sanad dan Matan Hadis
Siwak
C. Makna dan Aplikasi Siwak menurut
Hadis Nabi saw.
BAB IV FENOMENA PENGAMALAN
SIWAK DI KOMUNITAS WAHDAH ISLAMIYAH
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B.
Ragam pengamalan Siwak di Komunitas Wahdah Islamiyah
C.
Perbandingan Pengamalan Siwak dalam hadis Nabi saw. dan Pengamalan di
Wahdah Islamiyah
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Implikasi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan
terjemahannya
Ahmad, Arifuddin. Paradigma Baru Memahami
Hadis Nabi; Refleksi Pemikiran Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail. Jakarta.
Renaisan. 2005. cet. I
Al-Idlibi>, S{alah} al-Di>n ibn Ahmad. Manhaj
Naqd al-Matan 'Inda Ulama' al-Hadits al-Nabawi, terj. Qodirun Nur dan Ahmad
Musyafiq, Metodologi Kritik Matan Hadis. Ciputat. Gaya Media Pratama.
2004.
Agus Purnomo, Living Sunnah; Studi
Konstruksi Sosial Ulama’ Ponorogo Tentang Hadis Ritual ‘Aqiqah dalam Dialogia, Jurnal
Studi Islam dan Sosial, vol. 7. No. 1 Januari. 2009.
Al-As}ba>ni>, Ma>lik bin Anas bin Ma>lik bin Abi> A<mir. al-Muwat}t}a'. Beirut: Da>r al-Fikr. 1989.
Al-‘Asqala>ni>, Ah}mad bin ‘Ali> bin
H{ajar. Fath} al-Ba>ri> Syarh} S{ah}i>h} al-Bukha>ri>.
Riya>d}: Da}r al-Salam. 2000.
Al-Bukha>ri>, Abu> ‘Abdullah Muh}ammad
bin Isma>‘i>l. S{ah}i>h} al-Bukha>ri>. Beirut: Da>r
al-Kutub al-‘Ilmiah. 1992.
H{anbal, Ah}mad bin Muh}ammad. al Musnad. Riya>d}:
Maktabah al-Tura>s\ al-Isla>mi>. 1994.
Hasballah, Ali. Ushul al-Tasyri' al-Islamy.
Kairo. al-maktabah al-'Ilmiah. 1982.
Hujair AH. Sanaky, Pemikiran Fazlur
Rahman Tentang Sunnah Dan Hadis; Kajian Buku Islamic Methodology In History,
dalam Jurnal al-Mawarid edisi XVI tahun. 2006.
Al-Khat}i>b, Muh}ammad ‘Ajja>j. Us}u>l
al-Hadi>s\; ‘Ulumuhu> wa Mus}t}alah}uhu>. Beirut: Da>r al-Fikr.
1989.
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis. Jakarta.
Amzah. 2008.
Al-Muba>rakfu>ri>, Abu> ‘Ula
Muh}ammad ‘Abd al-Rah}ma>n Ibn ‘Abd al-Rah}i>m. Tuh}fat al-Ahwaz}i>
bi Syarh} Ja>mi’ al-Turmuz\i>. Beirut: Da>r al-Fikr, 1995.
Al-Munawar, Said Agil Husain. Al Qur’an
Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Ciputat: Ciputat Press. 2005.
Al-Naisa>bu>ri>, Abu> H{usain Muslim
bin al H{ajja>j al-Qusyairi>. S{ah}i>h} Muslim. Riya>d}: Da>r ‘Ala>m al-Kutub. 1996.
Al-Nasa>’i>, Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n
Ah}mad bin Syu‘ai>b. Sunan al-Nasa>’i>. Beirut: Da>r
al-Kutub al ‘Ilmiah. 1991.
Al-Nawawi>. S}ah}i>h} Muslim bi Syarh}
al-Nawawi>. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah. 2000.
Sa>biq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Kairo:
Da>r al-S|aqa>fah al-Isla>miyah, [t.t].
Saurah, Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin
‘I<sa>. Sunan al-Turmuz\i>. Beirut: Da>r al-Fikr. 1994.
Al-Sajasta>ni>, Abu> Da>wud
Sulaima>n bin Asy’as\. Sunan Abi> Da>wud. Suriah: Da>r
al-H{adi>s\, [t.t].
Al-T{ah}h}an, Mah}mud. Taisi>r Mus}t}alah}
al-Hadi>s\. Riya>d}: Maktabah al-Ma'a>rif. 1987.
Tim Pusaka Agung Harapan. Kamus
Ilmiah Populer. Surabaya: Pusaka Agung Harapan. t.th
Wensick, Arnold John. A Hand Book of Early
Muhammadan Tradition. Diterjemahkan oleh Muhammad Fu’a>d ‘Abd
al-Ba>qi>, Mifta>h} Kunu>z al-Sunnah. Lahore: Suhayl Akademi.
1971.
Zakaria>, Abu> H{usain Ah}mad bin
Fa>ris. Mu’jam Maqa>yi>s al-Lugah. Al-Iskandariah: Da>r
al-Fikr. 1970.
Al-Zuh}aili>, Wah}bah. Fiqh al-Isla>m
wa Adillatuhu. Beirut: Da>r al-Fikr. 1997.
[1]Agus Purnomo, Living
Sunnah; Studi Konstruksi Sosial Ulama’ Ponorogo Tentang Hadis Ritual
‘Aqiqah dalam Dialogia, Jurnal Studi Islam dan
Sosial, vol. VII (t.t., 2009), h. 18.
[2]Hujair AH. Sanaky, Pemikiran
Fazlur Rahman Tentang Sunnah dan Hadis; Kajian Buku Islamic Methodology In
History, dalam Jurnal al-Mawarid edisi XVI (t.t, 2006), h.
258.
[3]Ma>lik
bin Anas bin Ma>lik bin Abi> A<mir al-As}bani, al-Muwattha' ; Ba>b
Ma> Ja>'a fi al-Siwa>k (Cet. II; Beirut: Da>r al-Fikr, 1989), h.
43.
[4]Al-Ima>m Ma>lik, al-Muwat}t}a'
: Kita>b al-T{aha>rah (Beirut: Da>r al-Kutub al-'Ilmiah, [t.t.]),
jil. I hal. 43.
[6]Abu> Husain Muslim bin al
H{ajja>j al-Qusyairi> al-Naisa>bu>ri>, S{ah}i>h} Muslim; jilid
II (Riya>d}: Da>r ‘Ala>m al-Kutub, 1996), h. 59; Abu>
Da>wud Sulaima>n bin Asy’as\ al-Sajasta>ni>, Sunan Abi>
Da>wud; jilid I (Suriah: Da>r al-H{adi>s\, t.th), h. 69; Abu>
‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa> bin Saurah, Sunan al-Turmuz\i>: jilid
I, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 41-42; ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad bin
Syu‘aib al-Nasa>’i, Sunan al Nasa>’i; jilid I (Beirut:
Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah, 1991), h. 15; Ah{mad bin Muh}ammad bin H{anbal, al Musnad;
Musnad ‘Ali> bin Abi> T{a>lib, jilid II (Riya>d}:
Maktabah al-Tura>s\ al-Isla>mi>, 1994), h. 79, 472.
[7]Tim Pusaka Agung Harapan, Kamus
Ilmiah Populer (Surabaya: Pusaka Agung Harapan, t.th), h. 41.
[8]Ibid.
h. 156.
[10]Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Cet. VI;
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993), h. 141.
[11]Sugiono,
Metode Penelitian Administrasi (Cet. VII; Bandung: Alfa Beta, 2005). h.
23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar